Madinah (ANTARA) - Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) mengingatkan kepada jamaah calon haji Indonesia untuk memperhatikan soal larangan saat berihram ketika akan mengambil Miqat di Bir Ali.
Pembimbing Ibadah PPIH Arab Saudi Habibur Rohman mengatakan saat jamaah akan mengambil Miqat di Bir Ali, masih ditemukan calon haji yang menggunakan sepatu, kaos kaki, peci, bahkan ada yang masih menggunakan kaos.
"Masih ada jamaah kita yang saat turun dari bus, pakai kaos kaki, sepatu, peci. Bahkan ada yang pakai baju dan sebagainya. Itu nanti kita imbau untuk segera berganti kain ihram," ujar Habibur di Madinah, Selasa.
Pemberangkatan jamaah calon haji Indonesia dari Madinah ke Makkah telah memasuki hari ke-9. Tercatat 169 kelompok terbang (kloter) telah diberangkatkan dari tempat berniat umrah (miqat makani) di Bir Ali ke Makkah hingga Selasa.
Petugas pembimbing ibadah sebenarnya sering mengingatkan agar jamaah sudah memakai ihram dan mengenakan sandal sejak di hotel serta tak menggunakan hal-hal yang dijahit. Namun masih ditemukan mereka yang tidak memperhatikan larangan saat berihram.
Kendati demikian, apabila jamaah tidak membawa sendal, petugas telah menyiapkan sandal untuk mereka. Habibur Rohman mengatakan dalam sehari petugas menyiapkan 15 pasang sandal untuk para peserta calon haji. .
"Kita minta untuk melepas di atas bus, sepatu, kaos kaki, dan lain-lain termasuk yang masih pakai kaos karena setelah shalat sunnah mereka akan membaca niat umrah," kata dia.
Hal yang sama juga terjadi pada jamaah perempuan. Masih ditemukan jamaah yang menutupi wajah. Padahal saat berihram, perempuan tidak boleh menutup wajahnya.
"Ada jamaah yang pakai cadar tidak mau dibuka dan itu karena keyakinan mereka. Tapi sebagai petugas, tugas kami mengingatkan," kata Habibur.
Ia berharap jamaah yang akan menjalankan ibadah umrah wajib diharapkan memperhatikan hal-hal detail terkait larangan saat berihram.
"Harapan kami pembimbing ibadah di sektor dan kloter bisa mengingatkan lagi jamaah sebelum tiba di Bir Ali," kata Habibur Rohman.
Habibur juga mengingatkan agar jamaah membawa sandal atau alas kaki masuk ke dalam masjid, sebagaimana saat mereka ada di Masjid Nabawi.
Pasalnya, waktu singgah di masjid ini tidak lama. Selain itu, banyak peserta calon haji dari berbagai negara yang juga datang untuk Miqat.
"Sebaiknya sendal di bawa ke dalam masjid Bir Ali, seperti di Nabawi. Di sini bukan hilang tapi lupa simpan," katanya.
Pembimbing Ibadah PPIH Arab Saudi Habibur Rohman mengatakan saat jamaah akan mengambil Miqat di Bir Ali, masih ditemukan calon haji yang menggunakan sepatu, kaos kaki, peci, bahkan ada yang masih menggunakan kaos.
"Masih ada jamaah kita yang saat turun dari bus, pakai kaos kaki, sepatu, peci. Bahkan ada yang pakai baju dan sebagainya. Itu nanti kita imbau untuk segera berganti kain ihram," ujar Habibur di Madinah, Selasa.
Pemberangkatan jamaah calon haji Indonesia dari Madinah ke Makkah telah memasuki hari ke-9. Tercatat 169 kelompok terbang (kloter) telah diberangkatkan dari tempat berniat umrah (miqat makani) di Bir Ali ke Makkah hingga Selasa.
Petugas pembimbing ibadah sebenarnya sering mengingatkan agar jamaah sudah memakai ihram dan mengenakan sandal sejak di hotel serta tak menggunakan hal-hal yang dijahit. Namun masih ditemukan mereka yang tidak memperhatikan larangan saat berihram.
Kendati demikian, apabila jamaah tidak membawa sendal, petugas telah menyiapkan sandal untuk mereka. Habibur Rohman mengatakan dalam sehari petugas menyiapkan 15 pasang sandal untuk para peserta calon haji. .
"Kita minta untuk melepas di atas bus, sepatu, kaos kaki, dan lain-lain termasuk yang masih pakai kaos karena setelah shalat sunnah mereka akan membaca niat umrah," kata dia.
Hal yang sama juga terjadi pada jamaah perempuan. Masih ditemukan jamaah yang menutupi wajah. Padahal saat berihram, perempuan tidak boleh menutup wajahnya.
"Ada jamaah yang pakai cadar tidak mau dibuka dan itu karena keyakinan mereka. Tapi sebagai petugas, tugas kami mengingatkan," kata Habibur.
Ia berharap jamaah yang akan menjalankan ibadah umrah wajib diharapkan memperhatikan hal-hal detail terkait larangan saat berihram.
"Harapan kami pembimbing ibadah di sektor dan kloter bisa mengingatkan lagi jamaah sebelum tiba di Bir Ali," kata Habibur Rohman.
Habibur juga mengingatkan agar jamaah membawa sandal atau alas kaki masuk ke dalam masjid, sebagaimana saat mereka ada di Masjid Nabawi.
Pasalnya, waktu singgah di masjid ini tidak lama. Selain itu, banyak peserta calon haji dari berbagai negara yang juga datang untuk Miqat.
"Sebaiknya sendal di bawa ke dalam masjid Bir Ali, seperti di Nabawi. Di sini bukan hilang tapi lupa simpan," katanya.