Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan guncangan gempa yang sudah dua kali terjadi Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara pada Rabu (5/6) - Kamis dini hari tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
"Gempa tektonik ini gempa bumi dangkal atau intraplate eq. Tidak berpotensi tsunami," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Daryono menjelaskan bahwa rangkaian gempa bumi itu terjadi akibat adanya deformasi batuan dalam lempeng Eurasia dan menunjukkan gerakan oblique-normal fault atau mendatar turun.
Berdasarkan laporan sistem peringatan dini BMKG diinformasikan telah terjadi dua kali guncangan gempa di Nias Selatan. Gempa pertama berkekuatan 5,7 magnitudo yang sumber di laut kedalaman 47 kilometer dengan jarak 84 kilometer arah tenggara Nias Selatan, Rabu (5/6) pukul 18.16 WIB.
Gempa kedua atau gempa susulan yang terdeteksi pada kedalaman 19 kilometer dan berjarak 195 kilometer arah barat daya Nias Selatan dengan berkekuatan 4,5 magnitudo, Kamis dini hari pukul 01.01 WIB.
Getaran gempa tersebut dirasakan di Kota Gunung Sitoli dan Kabupaten Tapanuli Utara yang berskala intensitas II (getaran dirasakan beberapa orang, benda-benda ringan yang di gantung bergoyang).
Bahkan BMKG mendeteksi getaran gempa juga dirasakan hingga Provinsi Sumatera Barat; Kabupaten Pasaman Barat, Padang Pariaman, Agam, Padang Sidempuan dengan skala intensitas III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah dan seakan-akan truk berlalu) dan Padang Panjang yang berskala intensitas II (getaran dirasakan beberapa orang, benda-benda ringan yang di gantung bergoyang).
Meski tidak berpotensi menimbulkan tsunami dan belum menerima laporan dampak kerusakan namun, BMKG mengimbau masyarakat di sekitar pusat getaran gempa bumi tetap tenang seraya meningkatkan kewaspadaan.
BMKG merekomendasikan sebelum kembali ke dalam rumah pastikan terlebih dulu konstruksi bangunan aman dari kerusakan setelah dilanda gempa, sehingga terhindar dari ancaman bangunan runtuh yang membahayakan .
Secara khusus juga mengharapkan masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, sampai hasil analisa peristiwa menyeluruh dilaporkan oleh BMKG.
Hasil analisa tersebut bisa didapatkan masyarakat dengan cara mengakses aplikasi daring InfoBMKG, media sosial infoBMKG, atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.
"Gempa tektonik ini gempa bumi dangkal atau intraplate eq. Tidak berpotensi tsunami," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Daryono menjelaskan bahwa rangkaian gempa bumi itu terjadi akibat adanya deformasi batuan dalam lempeng Eurasia dan menunjukkan gerakan oblique-normal fault atau mendatar turun.
Berdasarkan laporan sistem peringatan dini BMKG diinformasikan telah terjadi dua kali guncangan gempa di Nias Selatan. Gempa pertama berkekuatan 5,7 magnitudo yang sumber di laut kedalaman 47 kilometer dengan jarak 84 kilometer arah tenggara Nias Selatan, Rabu (5/6) pukul 18.16 WIB.
Gempa kedua atau gempa susulan yang terdeteksi pada kedalaman 19 kilometer dan berjarak 195 kilometer arah barat daya Nias Selatan dengan berkekuatan 4,5 magnitudo, Kamis dini hari pukul 01.01 WIB.
Getaran gempa tersebut dirasakan di Kota Gunung Sitoli dan Kabupaten Tapanuli Utara yang berskala intensitas II (getaran dirasakan beberapa orang, benda-benda ringan yang di gantung bergoyang).
Bahkan BMKG mendeteksi getaran gempa juga dirasakan hingga Provinsi Sumatera Barat; Kabupaten Pasaman Barat, Padang Pariaman, Agam, Padang Sidempuan dengan skala intensitas III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah dan seakan-akan truk berlalu) dan Padang Panjang yang berskala intensitas II (getaran dirasakan beberapa orang, benda-benda ringan yang di gantung bergoyang).
Meski tidak berpotensi menimbulkan tsunami dan belum menerima laporan dampak kerusakan namun, BMKG mengimbau masyarakat di sekitar pusat getaran gempa bumi tetap tenang seraya meningkatkan kewaspadaan.
BMKG merekomendasikan sebelum kembali ke dalam rumah pastikan terlebih dulu konstruksi bangunan aman dari kerusakan setelah dilanda gempa, sehingga terhindar dari ancaman bangunan runtuh yang membahayakan .
Secara khusus juga mengharapkan masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, sampai hasil analisa peristiwa menyeluruh dilaporkan oleh BMKG.
Hasil analisa tersebut bisa didapatkan masyarakat dengan cara mengakses aplikasi daring InfoBMKG, media sosial infoBMKG, atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.