Makassar (ANTARA) - Panitia peringatan hari raya Idul Adha 1445 Hijriah di Masjid Jami Lembang Madandan, Kecamatan Rantetayo, Tana Toraja, Sulawesi Selatan menjadikan momentum hari kurban untuk berbagi kepada sesama, termasuk kepada warga nonmuslim.
Panitia Kurban Idul Adha, Nasurllah Sa'pang Allo melalui keterangannya diterima di Makassar, Selasa, mengatakan Kabupaten Tana Toraja mayoritas beragama Kristen dan masyarakatnya heterogen yang menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi.
"Melalui momentum hari raya Idul Adha ini, pembagian daging hewan kurban bukan hanya untuk umat muslim, tetapi warga lainnya tanpa melihat latar belakang agamanya," ujarnya.
Penerima daging kurban keluarga almarhum Laso Sombolinggi atau yang akrab disapa Puang Pidi Pidi ini merupakan cucu dari pemeluk Islam pertama di Toraja yang telah membangun masjid tertua di Toraja, Masjid Jami Madandan pada tahun 1858.
Walau keturunan dari Puang Pidi Pidi ini tetapi mayoritas beragama Kristen, namun mereka tetap menjaga hubungan baik dengan jamaah masjid Jami Madandan, seperti misalnya ikut berpartisipasi dalam menyediakan takjil dan makanan untuk buka puasa pada setiap bulan Ramadhan.
Atas jasa dan hubungan baik yang selama ini terus dibangun dan dijaga oleh keturunannya, sehingga panitia Idul Kurban Masjid Jami Madandan bersepakat untuk membagikan juga daging kurban kepada beberapa keluarga almarhum Puang Pidi Pidi.
"Masjid ini berdiri karena jasa dari Nenek Ukka, pemeluk Islam pertama di Madandan bahkan Toraja. Keturunan almarhumah juga tetap menjaga hubungan baik dengan warga muslim di sini, sehingga panitia bersepakat untuk memberikan daging kurban kepada mereka," kata Nasurllah.
Hal senada diungkapkan Sampe Baranlangi, salah satu tokoh muslim masyarakat Madandan yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan almarhum Puang Pidi Pidi.
“Tentu kita tidak bisa melupakan jasa dari almarhumah Nenek Ukka dan keturunannya. Daging yang kita berikan itu bermakna perekat pertautan hubungan kekerabatan dan kerukunan," terang Kepala MTsN 1 Tana Toraja itu.
Selain kepada keturunan Puang Pidi Pidi, panitia juga memberikan daging kurban kepada sejumlah pengurus Gereja Toraja Jemaat Madandan.
Sebelumnya, pada setiap bulan Ramadhan, sejumlah tokoh Kristiani yang juga merupakan pengurus di Gereja Toraja Jemaat Madandan turut berpartisipasi dalam menyediakan takjil bagi jamaah masjid Jami Madandan.
Hal itu pulalah yang mendasari panitia kurban membagikan daging kurban kepada mereka.
Dengan pembagian daging kurban tersebut, panitia Idul Kurban Masjid Jami Madandan berharap momen perayaan hari raya ini dapat meningkatkan kerukunan hidup antarumat beragama di Tana Toraja, khususnya di Lembang Madandan.
"Khulafaur Rasyidin terakhir Ali Bin Abi Thalib pernah berkata 'mereka yang bukan saudaramu dalam iman adalah saudaramu dalam kemanusiaan," ucapnya.
Berita ini juga telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Warga nonmuslim dapat pembagian daging kurban di Toraja
Panitia Kurban Idul Adha, Nasurllah Sa'pang Allo melalui keterangannya diterima di Makassar, Selasa, mengatakan Kabupaten Tana Toraja mayoritas beragama Kristen dan masyarakatnya heterogen yang menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi.
"Melalui momentum hari raya Idul Adha ini, pembagian daging hewan kurban bukan hanya untuk umat muslim, tetapi warga lainnya tanpa melihat latar belakang agamanya," ujarnya.
Penerima daging kurban keluarga almarhum Laso Sombolinggi atau yang akrab disapa Puang Pidi Pidi ini merupakan cucu dari pemeluk Islam pertama di Toraja yang telah membangun masjid tertua di Toraja, Masjid Jami Madandan pada tahun 1858.
Walau keturunan dari Puang Pidi Pidi ini tetapi mayoritas beragama Kristen, namun mereka tetap menjaga hubungan baik dengan jamaah masjid Jami Madandan, seperti misalnya ikut berpartisipasi dalam menyediakan takjil dan makanan untuk buka puasa pada setiap bulan Ramadhan.
Atas jasa dan hubungan baik yang selama ini terus dibangun dan dijaga oleh keturunannya, sehingga panitia Idul Kurban Masjid Jami Madandan bersepakat untuk membagikan juga daging kurban kepada beberapa keluarga almarhum Puang Pidi Pidi.
"Masjid ini berdiri karena jasa dari Nenek Ukka, pemeluk Islam pertama di Madandan bahkan Toraja. Keturunan almarhumah juga tetap menjaga hubungan baik dengan warga muslim di sini, sehingga panitia bersepakat untuk memberikan daging kurban kepada mereka," kata Nasurllah.
Hal senada diungkapkan Sampe Baranlangi, salah satu tokoh muslim masyarakat Madandan yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan almarhum Puang Pidi Pidi.
“Tentu kita tidak bisa melupakan jasa dari almarhumah Nenek Ukka dan keturunannya. Daging yang kita berikan itu bermakna perekat pertautan hubungan kekerabatan dan kerukunan," terang Kepala MTsN 1 Tana Toraja itu.
Selain kepada keturunan Puang Pidi Pidi, panitia juga memberikan daging kurban kepada sejumlah pengurus Gereja Toraja Jemaat Madandan.
Sebelumnya, pada setiap bulan Ramadhan, sejumlah tokoh Kristiani yang juga merupakan pengurus di Gereja Toraja Jemaat Madandan turut berpartisipasi dalam menyediakan takjil bagi jamaah masjid Jami Madandan.
Hal itu pulalah yang mendasari panitia kurban membagikan daging kurban kepada mereka.
Dengan pembagian daging kurban tersebut, panitia Idul Kurban Masjid Jami Madandan berharap momen perayaan hari raya ini dapat meningkatkan kerukunan hidup antarumat beragama di Tana Toraja, khususnya di Lembang Madandan.
"Khulafaur Rasyidin terakhir Ali Bin Abi Thalib pernah berkata 'mereka yang bukan saudaramu dalam iman adalah saudaramu dalam kemanusiaan," ucapnya.
Berita ini juga telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Warga nonmuslim dapat pembagian daging kurban di Toraja