Makassar (ANTARA) - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan membantu mengurus pemulangan jenazah Syarif Aziz (47), seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang diduga menjadi korban pembunuhan di Mukah, Sarawak, Malaysia pada 11 Juni 2024.

"Kami membantu mengomunikasikan dan mengoordinasikan ke BP2MI. Selanjutnya, BP2MI berkomunikasi dengan KJRI (Konsulat Jenderal Republik Indonesia) di Malaysia untuk disambungkan ke pihak keluarga," kata Kepala Disnakertrans Gowa Muhammad Sabir Bangsawan, Jumat.

Dari informasi yang berkembang, korban dinyatakan meninggal dunia pada Selasa, 11 Juni 2024 dan pihaknya baru mengetahui hal itu pada Sabtu, 15 Juni 2024, selanjutnya disampaikan kepada pihak keluarga.

Sabir menjelaskan, pemberangkatan korban ke Malaysia tidak terdata di Disnakertrans Gowa sehingga dianggap ilegal. Namun demikian, pihaknya tetap memperhatikan dan bertanggung jawab membantu, walaupun keberangkatannya tidak resmi.

Keterangan tersebut diperoleh setelah tim mendatangi rumah duka di Jalan Bukit Tamarunang, Kecamatan Somba Opu, Gowa. Meski awalnya keluarga tidak terbuka siapa yang membawa korban dan bekerja dengan siapa, namun selang beberapa hari baru diketahui majikannya sudah berkomunikasi dengan pihak keluarga korban.

"Alhamdulillah, Insya Allah majikan bertanggung jawab sepenuhnya untuk itu, dalam rangka kepulangannya (jenazah). Namun tadi terakhir saya konfirmasi ke pihak keluarga korban bahwa kalau sudah dipulangkan, nanti kita sama-sama bagaimana mengawal kepulangan jenazahnya," papar Sabir.

Mengenai kapan jenazah almarhum dipulangkan, kata dia, informasi terakhir belum ada waktu yang tepat dari pihak perusahaan atau majikan. Namun apabila ada informasi terbaru akan disampaikan perkembangannya.

Adik kandung korban, Wandaniyah Aziz, menuturkan, istri korban putus kontak selama dua pekan. Belakangan diketahui Syarif yang bekerja sebagai supir pribadi di Sarawak sejak 2022 tewas karena dibegal orang tidak dikenal. Barang berharganya hilang seperti mobil, ponsel, uang, visa, KTP dan lainnya, hanya tersisa hanya paspor di tasnya.

"Komunikasi terakhir itu pada hari Minggu (9/6) malam sama istrinya. Besoknya sudah tidak ada kabar lagi. Pada hari Sabtu (15/6) pagi baru ada informasi dari berita sudah meninggal dunia. Barang-barangnya hilang semua kecuali paspor ada di tasnya," ucapnya.

Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024