Makassar (ANTARA) - Penjabat (Pj) Bupati Luwu, Sulawesi Selatan, Muh Saleh menginstruksikan satuan pendidikan memanfaatkan pekarangan sekolah untuk menanam cabai.
Muh Saleh dalam keterangannya diterima di Makassar, Rabu, mengatakan pemanfaatan pekarangan melalui penanaman cabai merupakan salah satu langkah dan upaya mengendalikan inflasi daerah.
"Jadi saya mau semua kepala sekolah dapat menugaskan siswanya untuk menanam pohon cabai, minimal dua pohon setiap rumah tangga. Insya Allah dengan dua pohon cabai yang kita tanam, dapat menurunkan harga cabai di pasaran dan mampu menekan angka inflasi," imbuhnya pada Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) se-Kabupaten Luwu.
Pada kegiatan di halaman SMP Negeri 1 Bajo, Luwu, tersebut Muh Saleh menyampaikan seluruh satuan pendidikan yang melaksanakan MPLS agar menggelar kegiatan yang bersifat edukatif dan kreatif guna mewujudkan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan.
"Satuan pendidikan wajib mengajak peserta didik untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, berkebhinekaan, dan tanpa kekerasan," ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Luwu Andi Palanggi dalam laporannya menjelaskan MPLS merupakan salah satu tahapan awal bagi peserta didik baru dalam mengenyam pendidikan. Pada awalnya kegiatan MPLS lebih dikenal dengan Masa Orientasi Sekolah (MOS).
"Saat ini sekitar 600 sekolah telah siap melakukan MPLS baik tingkat PAUD, SD, dan SMP. Kita berharap semua bisa berjalan baik dan lancar, mudah-mudahan tidak ada lagi tidak kekerasan dan perploncoan," ucapnya.
Muh Saleh dalam keterangannya diterima di Makassar, Rabu, mengatakan pemanfaatan pekarangan melalui penanaman cabai merupakan salah satu langkah dan upaya mengendalikan inflasi daerah.
"Jadi saya mau semua kepala sekolah dapat menugaskan siswanya untuk menanam pohon cabai, minimal dua pohon setiap rumah tangga. Insya Allah dengan dua pohon cabai yang kita tanam, dapat menurunkan harga cabai di pasaran dan mampu menekan angka inflasi," imbuhnya pada Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) se-Kabupaten Luwu.
Pada kegiatan di halaman SMP Negeri 1 Bajo, Luwu, tersebut Muh Saleh menyampaikan seluruh satuan pendidikan yang melaksanakan MPLS agar menggelar kegiatan yang bersifat edukatif dan kreatif guna mewujudkan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan.
"Satuan pendidikan wajib mengajak peserta didik untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, berkebhinekaan, dan tanpa kekerasan," ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Luwu Andi Palanggi dalam laporannya menjelaskan MPLS merupakan salah satu tahapan awal bagi peserta didik baru dalam mengenyam pendidikan. Pada awalnya kegiatan MPLS lebih dikenal dengan Masa Orientasi Sekolah (MOS).
"Saat ini sekitar 600 sekolah telah siap melakukan MPLS baik tingkat PAUD, SD, dan SMP. Kita berharap semua bisa berjalan baik dan lancar, mudah-mudahan tidak ada lagi tidak kekerasan dan perploncoan," ucapnya.