Mamuju (ANTARA Sulbar) - Pendapatan petani hasil penjualan buah sawit di wilayah Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), Sulawesi Barat, sangat fantastik karena mampu mampu menembus angka Rp47 juta per bulan.

"Dulu penghasilan kami pas-pasan saat menjadi petani biasa. Namun semenjak kami beralih ke tanaman sawit beberapa tahun silam, maka saat ini kami rasakan adanya perubahan kehidupan ekonomi yang luar biasa. Bahkan, hasil penjualan sawit dari 45 hektare telah menghasilkan rutin Rp47 juta per bulannya," kata I Mede Suwardana, salah seorang petai sawit asal Salupangkang, Mamuju Tengah (Mateng), Kamis.

Menurut dia, banyak perubahan drastis dalam kehidupan ekonomi keluarga semenjak menjadi petani sawit dibandingkan saat bercocok tanaman lainnya.

"Petani sawit gajinya di terima rutin setipa bulan layaknya seorang pegawai negri sipil (PNS). Bahkan, petani sawit bisa di percaya oleh semua pembiayaan termasuk dari pihak perbankan jika ingin membutuhkan modal usaha. Pokoknya jadi petani sawit itu enak pak, saya saja punya gaji yang besar hingga Rp47 juta,"terang I Mede Suwardana yang juga warga trasmigrasi asal Provinsi Bali itu .

Ia menyampaikan, tanaman sawit yang ia kembangkan dilakukan masyarakat di Mateng semenjak tahun 1990 silam.

"Paradigma masyarakat soal tanaman sawit mulai mengalami degradasi hingga akhirnya berangsur-angsur petani yang awalnya menanam kakao dan jeruk memilih untuk berhijrah menjadi petani kelapa sawit,"jelas I Mede.

I Mede menyampaikan, lima kecamatan di wilayah hasil pemekaran Kabupaten Mamuju ini pun menjelma menjadi sentra produksi tanaman kelapa sawit.

"Area kebun sawit berada di 26 desa dan lima kecamatan itu memiliki luas sekitar 15 ribu hektare,terdiri dari kebun inti milik perusahaan PT. Surya Lestari II seluas 931 hektar, 450 hektar plasma dan 6000 hektar milik masyarakat dan sissanya kebun yang di kelola IGA,"jelasnya.

Dampak fositif dari perkebunaan sawit di Mateng sangat signifikan, baik dilihat dari tingkat pertumbuhan ekonomi masyarakat maupun di sisi perkembangan infrastruktur jalan.

"Dulu kondisi jalan disini rusaknya minta ampun, tapi karena adanya sawit maka jalan sudah baik dan bahkan mobil mewah pun sekarang sudah bisa masuk ke perkebunan sawit,"ucap I Mede.

Bahkan kata dia, sebelum menanam sawit jika dirinya pulang kampung (Bali) selalu mendapat cemooh dari saudara dan temannya karena tidak memiliki penghasilan yang tinggi. Namun, setelah menanam sawit maka saat ini kebanyakan teman dan keluarganya memuji dan bertanya apa konsep keberhasilanya .

"Setelah saya sukses, keluarga di Bali malah mau ikut dan minta kerja sama saya. Perubahan inilah yang saya rasakan semenjak meenjadi petani sawit,"tuturnya.

Ia menambahkan, tak hanya dirinya yang mempunyai penghasilan yang tinggi sebagai petani sawit , sejumlah petani lain yang ada di desa Waepute, Tobadak dan Salugatta juga memiliki penghasilan yang tinggi sebagai petani sawit, bahkan ada petani mendapatkan hasil hingga ratusan juta perbulan dari hasil penjualan sawit.

Hal yang sama diungkapkan petani sawit asal desa Waeputeh M.Sujud megakaui, banyak perubahan pada dirinya semenjak menjadi petani sawit.

"Berkebun sawit sangat enak karena biaya perawatannya tidak begitu banyak. Bahkan, tanpa perawatan sawit pun maka akan tetap membuahkan hasil,"jelasnya.

Pria asal Jawa Tengah ini menyampaikan, hal sangat istimewa dalam berkebun sawit adalah ada organisasi atau wadah yang di buat perusahaan.

"Organisasi itulah yang menjembatani petani ke pihak perusahaan jika ada keluhan dan kebutuhan petani maupun kelompok. Nah, jika petani ada kebutuhan, maka tinggal meminta sama koprasi saja,"jelasnya.

Kepala kebun PT.Surya Lestari II Muh.Tugiran mengatakan pihaknya akan terus melakukan pembinaan dan pelayanan yang maksimal kepada seluruh kelompok tani yang ada di Mateng.

Ia berharap, petani dan pihak perusahaan dapat terus bekerja sama dan saling menjaga kepercayaan .

Muh Tugiran yang juga sekretaris Lembaga Keuangan Mikro (Koprasi ) Benteng Kayu Mangiwang, menegaskan pihaknya menyadiakan seluruh kebutuhan petani tanpa terkecuali dan berjanji akan mengakomodor semua kebutuhan petani.

"Di LKM telah kita siapkan semua kebutuhan petani , bisa di kredit, kalau di tunai juga harganya jauh lebih murah di bandingkan harga pasaran. Intinya kami di LKM siap melayani para petani,"terangnya. A Lazuardi

Pewarta : Aco Ahmad
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024