Batam (ANTARA Sulsel) - Pertemuan nasional Forum Kelompok Usaha Bersama (KUB) Nelayan di Batam, 6-8 Mei 2014, mengidentifikasi tiga permasalahan pokok yang dihadapi dalam mengembangkan KUB guna mempercepat peningkatan kesejahteraan nelayan.

Ketiga masalah pokok itu adalah rendahnya akses permodalan, rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) pengurus KUB serta keterbatasan pendamping bagi nelayan, kata Kepala Subdit Kelembagaan Usaha Direktorat Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Eko Harmoni di Batam, Jumat.

Dalam laporannya kepada Dirjen Perikanan Tangkap Gelwyn Jusuf terkait hasil-hasil Temu Nasional Forum KUB Nelayan dan Temu Koordinasi Penguatan Data Base Nelayan, Eko Harmoni menegaskan bahwa seluruh peserta berkeyakinan bahwa bila ketiga kendala pokok itu bisa ditangani secara baik, keberadaan KUB akan mampu mempercepat perbaikan kesejahteraan nelayan.

Hal ini, katanya, terbukti dengan keberadaan Forum KUB Mina Batam Madani yang dalam tempo kurang dari setahun bisa mengembangkan usaha dan membina anggotanya sehingga dengan 402 KUB anggota Forum KUB Nelayan se-Provinsi Kepulauan Riau, kini bisa memiliki tabungan di bank hingga Rp5 miliar.

Menurut Eko Harmoni, Forum KUB Mina Batam Madani yang didirikan pada akhir 2012, mulai mengembangkan dua jenis usaha yakni membuka gerai (toko) alat-alat dan perlengkapan menangkap ikan serta usaha simpan pinjam.

Data KUB Mina Batam Madani mencatat bahwa dengan modal awal Rp425 juta pada Juni 2013, gerai alat dan perlengkapan menangkap ikan berhasil meraih keuntungan hingga Desember 2013 sebesar Rp70 juta dan Januari-April 2014 meraih untung lagi Rp26 juta.
Sedangkan usaha simpan pinjam yang mengelola modal awal Rp42 juta, kini telah mencatat tabungan KUB peserta senilai Rp355 juta.

Untuk menjadi peserta koperasi simpan pinjam dan pelanggan gerai alat dan perlengkapan menangkap ikan, setiap KUB diwajibkan membeli saham minimal satu lembar saham yang nilainya Rp1 juta/lembar.

"Dengan kebersamaan yang mereka tunjukkan dalam pengelolaan organisasi serta pendampingan yang efektif dan intensif dari pihak-pihak berkompeten, KUB Mina Batam Madani bisa mengembangkan usaha secara cepat dan mendapat kepercayaan dari lembaga-lembaga keuangan sehingga mereka kni tidak kesulitan untuk mengakses modal dari bank atau lembaga keuangan bahkan dana tanggung jawab sosial (CSR) perusahaan," ujar Eko.

Karena itu, lanjut Eko, pihaknya memilih Batam menjadi tempat penyelenggaraan temu nasional forum KUB nelayan ini agar ke-190 peserta pertemuan bisa melihat dan mendengar langsung aktivitas Forum KUB Mina Batam Madani dalam mengembangkan usahanya karena dianggap menjadi model yang tepat untuk diadopsi oleh KUB-KUB lainnya.

Di Indonesia dewasa ini sudah terdapat 22.951 KUB, sebanyak 7.562 penerima bantuan dana pengembangan usaha mina pedesaan (PUMP) antara Rp75 juta sampai Rp100 juta/KUB serta sekitar 900 KUB penerima bantuan kapal penangkap ikan bertonase 30 GT dan peralatan tangkapnya yang bernilai total Rp1,5 miliar/kapal.

Dirjen Perikanan Tangkap KKP Gelwyn Jusuf menegaskan bahwa pihaknya akan terus membina KUB agar mandiri karena KUB terbukti mampu mempercepat peningkatan kesejahteraan nelayan.

"Buktinya, dari hampir 23.000 KUB, yang mendapat bantuan dana dan sarana dari pemerintah berupa dana PUMP dan kapal Inkamina, belum sampai separuhnya, tetapi nyatanya, yang tidak dapat bantuan itu pun usahanya berkembang pesat," ujarnya.

Terkait akses nelayan ke bank untuk memperoleh pinjaman, Gelwyn mengaku bahwa pihaknya sudah bekerja maksimal untuk mendekatkan nelayan ke bank, tapi hasilnya masih jauh dari harapan karena bank selalu menuntut agunan, sementara kebanyakan nelayan tidak punya aset untuk dijaminkan. E.K. Sinoel

Pewarta : Rolex Malaha
Editor :
Copyright © ANTARA 2024