Mamuju, Sulbar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) menjadikan Desa Beroangin, Kecamatan Mapilli, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), sebagai sentra pengembangan sapi Bali di wilayahnya.
Penjabat Gubernur Sulbar Bahtiar Baharuddin di Mamuju, Sulbar, Minggu, mengatakan Pemprov Sulbar telah memperluas areal pengembangan pembibitan ternak sapi Bali di Desa Beroangin sekitar lima hektare.
Ia mengatakan areal pengembangan ternak milik Pemprov Sulbar tersebut akan dijadikan sentra pengembangan sapi Bali agar dapat mendorong peningkatan sumber pendapatan asli daerah (PAD) Sulbar.
"Harga sapi Bali ketika dipasarkan sekitar Rp15 juta sampai Rp25 juta per ekor, sehingga akan mendorong peningkatan PAD Sulbar, karena saat ini telah terdapat sekitar 180 ekor induk sapi Bali yang dikembangkan di Desa Beroangin," katanya.
Menurut dia, pengembangan sapi Bali tersebut sangat menjanjikan untuk membangun ekonomi daerah karena pasarnya sangat jelas, apalagi Sulbar merupakan daerah penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan.
"Sulbar diupayakan menjadi penyangga kebutuhan pangan di IKN, sehingga sektor peternakan harus dibangun dengan mengembangkan sapi Bali," katanya.
Ia juga berharap sarana pembibitan sapi di Polman tersebut mampu meningkatkan populasi ternak sapi di Sulbar yang mencapai 89.569 ekor tersebar di enam kabupaten Sulbar.
"Segala fasilitas akan terus dilengkapi dilokasi pembibitan sapi Bali tersebut seperti sarana air bersih maupun fasilitas untuk mendukung terpenuhinya kebutuhan pakan ternak untuk bibit sapi," katanya.
Penjabat Gubernur Sulbar Bahtiar Baharuddin di Mamuju, Sulbar, Minggu, mengatakan Pemprov Sulbar telah memperluas areal pengembangan pembibitan ternak sapi Bali di Desa Beroangin sekitar lima hektare.
Ia mengatakan areal pengembangan ternak milik Pemprov Sulbar tersebut akan dijadikan sentra pengembangan sapi Bali agar dapat mendorong peningkatan sumber pendapatan asli daerah (PAD) Sulbar.
"Harga sapi Bali ketika dipasarkan sekitar Rp15 juta sampai Rp25 juta per ekor, sehingga akan mendorong peningkatan PAD Sulbar, karena saat ini telah terdapat sekitar 180 ekor induk sapi Bali yang dikembangkan di Desa Beroangin," katanya.
Menurut dia, pengembangan sapi Bali tersebut sangat menjanjikan untuk membangun ekonomi daerah karena pasarnya sangat jelas, apalagi Sulbar merupakan daerah penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan.
"Sulbar diupayakan menjadi penyangga kebutuhan pangan di IKN, sehingga sektor peternakan harus dibangun dengan mengembangkan sapi Bali," katanya.
Ia juga berharap sarana pembibitan sapi di Polman tersebut mampu meningkatkan populasi ternak sapi di Sulbar yang mencapai 89.569 ekor tersebar di enam kabupaten Sulbar.
"Segala fasilitas akan terus dilengkapi dilokasi pembibitan sapi Bali tersebut seperti sarana air bersih maupun fasilitas untuk mendukung terpenuhinya kebutuhan pakan ternak untuk bibit sapi," katanya.