Makassar (ANTARA Sulsel) - Para juara dari 44 jenis yang diperlombakan dalam Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Provinsi Sulawesi Selatan kembali menerima hadiah setelah mendapat protes bahwa hadiah yang diberikan tidak manusiawi.

"Mohon maaf, itu terjadi karena ada sedikit miskomunikasi tentang pemberian hadiah pada para pemenang juara satu, dua dan tiga pada MTQ yang digelar di Kabupaten Pinrang, Sulsel beberapa pekan lalu," kata Sekretaris Daerah Pemprov Sulsel Abd Latief di Kantor Gubernur Sulsel, Jumat.

Pemanggilan kembali para pemenang lomba MTQ itu dilakukan setelah timbul aksi protes dari sejumlah pemenang yang menilai hadiah yang diberikan itu tidak manusiawi. Pasalnya untuk juara pertama masing-masing hanya diberikan uang tunai Rp500 ribu, juara dua Rp300 ribu dan juara tiga Rp200 ribu.

Kisruh hadiah para pemenang MTQ itu sempat ramai di media lokal, menyusul adanya rencana aksi mogok para pemenang untuk mengikuti MTQ tingkat nasional yang akan digelar di Provinsi Riau.

Menurut Latief, sebelumnya Pemprov telah menyiapkan anggaran unt MTQ meskipun dananya cukup terbatas, karena itu diharapkan dari pihak pendukung penyelenggaraan yakni Kanwil Depag dan Pemkab Pinrang juga sudah menyiapkan untu pengadaan hadiah.

"Pihak panitiapun sebelumnya tidak pernah melaporkan mengenai kondisi di lapangan. Karena itu, diharapkan ini dapat menjadi pembelajaran dan koreksi bagi semua pihak," katanya.

Berkaitan dengan hal tersebut, lanjut dia, maka para pemenang diminta berada di Ruang Rapat Pimpinan Kantor Gubernur Sulsel pada Jumat (16/5) untuk menerima hadiah tambahan. Pemenang untuk semua jenis lomba masing-masing mendapatkan Rp2,5 juta untuk juara pertama, sedang juara kedua masing-masing menerima Rp1,5 juta dan juara ketiga Rp1 juta.

Menanggapi adanya hadiah tambahan itu, salah seorang pemenang yang masuk dalam kelompok Hafidzah yang akrab disapa Amy mengatakan, dia bersama rekan-rekannya sempat kecewa dengan hadiah yang diberikan saat acara penutupan MTQ se-Sulsel di Kabupaten Pinrang.

"Ini dianggap sangat menyepelekan kompetisi religius dibandingkan lomba-lomba lainnya yang hadiahnya jutaan rupiah. Karena itu, teman-teman sempat ingin mogok ikut berkompetisi di tingkat nasional," katanya.

Namun karena semuanya membawa nama daerah masing-masing, akhirnya akan mengikuti apa imbauan bupati untuk memperjuangkan nama Sulsel di tingkat nasional," kata putri "Bumi Sawitto" ini.

Yang jelas, lanjut dia, apa yang telah terjadi itu diharapkan menjadi pelajaran bagi semua pihak, khususnya pelaksana MTQ yang nota bene dari tiga instansi terkait, apalagi itu akan menjadi tamparan pedas bagi pemerintah. Nurul H

Pewarta : Suriani Mappong
Editor :
Copyright © ANTARA 2024