Malang (ANTARA) - Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sulawesi Selatan terus mendorong digitalisasi keuangan, termasuk dalam bertransaksi di sektor pariwisata dengan menggunakan metode transaksi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
"Salah satu upaya tersebut dengan mendorong penggunaan QRIS atau penggunaan barcode dalam bertransaksi di lokasi destinasi wisata," kata Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulsel, Wahyu Purnama di sela Workshop jurnalis dan kunjungan wisata yang digelar di Malang, Jatim, Sabtu.
Dia mengatakan untuk penggunaan QRIS misalnya di
Sulawesi Selatan pada Maret
2024, BI Sulsel mencatat 958.897 merchant yang telah menggunakan QRIS tersebar di 24 kabupaten/kota yang di dalamnya termasuk pengguna jasa di sektor pariwisata.
Sebagai gambaran, untuk tiket masuk di destinasi kawasan karst Rammang-Rammang, Kabupaten Maros sudah dapat menggunakan QRIS. Juga sejumlah kafe di lokasi itu dapat bertransaksi tanpa menggunakan uang tunai.
Kondisi serupa juga ditemui pada sejumlah kafe dan resort di kawasan destinasi wisata Gunung Bromo di Malang, Jawa Timur, saat tim BI Sulsel mengajak puluhan jurnalis mengunjungi lokasi tersebut seusai workshop.
Wahyu mengatakan kegiatan workshop yang dirangkaikan dengan kunjungan ke lokasi destinasi wisata ini bertujuan untuk memperkuat kualitas jurnalis di bidang kebanksentralan yang juga bagian dari literasi keuangan.
Selain itu, lanjut dia, untuk menjalankan peran penguatan komunikasi dengan mitra BI dalam diseminasi informasi terkait literasi keuangan.
“Kami berharap sinergi yang dilakukan pihak BI dan media bisa mendukung peran dan keberadaan BI khususnya di setiap daerah," katanya.
Termasuk mengajak jurnalis berperan aktif dalam kampanye mendukung pertumbuhan ekonomi melalui kunjungan wisata.
Wisatawan mancanegara asal Prancis Patricia dan Bernard mengaku terbantu dengan adanya sistem digitalisasi keuangan di lokasi destinasi wisata seperti di Bromo, Jatim.
"Kami suka menikmati wisata di sini karena banyak fasilitas yang sudah menggunakan scan barcode untuk bertransaksi," katanya.
Terkait dengan literasi keuangan dan kebanksentralan, BI Sulsel juga menghadirkan Perpustakaan Lontara yang Satu-satunya perpustakaan BI di daerah yang sudah memiliki sertifikat ISO.
Analis Yunior BI Sulsel, Mardiana M. Kamarullah mengatakan Perpustakaan Lontara menyediakan berbagai koleksi ribuan buku fisik dan digital.
Misalnya, buku tentang kebijakan fiskal, moneter, keuangan dan ekonomi secara umum. Termasuk novel dan buku bacaan panduan.
"Bagi masyarakat yang ingin meningkatkan literasi, Perpustakaan Lontara BI Sulsel merupakan pilihan yang tepat untuk dikunjungi langsung maupun berselancar di halaman website," jelasnya.
Suasana di lokasi destinasi wisata Gunung Bromo yang sudah menggunakan digitalisasi sistem pembayaran dengan QRIS yang digagas Bank Indonesia. Antara / Suriani Mappong
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BI Sulsel dorong digitalisasi keuangan di sektor pariwisata
"Salah satu upaya tersebut dengan mendorong penggunaan QRIS atau penggunaan barcode dalam bertransaksi di lokasi destinasi wisata," kata Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulsel, Wahyu Purnama di sela Workshop jurnalis dan kunjungan wisata yang digelar di Malang, Jatim, Sabtu.
Dia mengatakan untuk penggunaan QRIS misalnya di
Sulawesi Selatan pada Maret
2024, BI Sulsel mencatat 958.897 merchant yang telah menggunakan QRIS tersebar di 24 kabupaten/kota yang di dalamnya termasuk pengguna jasa di sektor pariwisata.
Sebagai gambaran, untuk tiket masuk di destinasi kawasan karst Rammang-Rammang, Kabupaten Maros sudah dapat menggunakan QRIS. Juga sejumlah kafe di lokasi itu dapat bertransaksi tanpa menggunakan uang tunai.
Kondisi serupa juga ditemui pada sejumlah kafe dan resort di kawasan destinasi wisata Gunung Bromo di Malang, Jawa Timur, saat tim BI Sulsel mengajak puluhan jurnalis mengunjungi lokasi tersebut seusai workshop.
Wahyu mengatakan kegiatan workshop yang dirangkaikan dengan kunjungan ke lokasi destinasi wisata ini bertujuan untuk memperkuat kualitas jurnalis di bidang kebanksentralan yang juga bagian dari literasi keuangan.
Selain itu, lanjut dia, untuk menjalankan peran penguatan komunikasi dengan mitra BI dalam diseminasi informasi terkait literasi keuangan.
“Kami berharap sinergi yang dilakukan pihak BI dan media bisa mendukung peran dan keberadaan BI khususnya di setiap daerah," katanya.
Termasuk mengajak jurnalis berperan aktif dalam kampanye mendukung pertumbuhan ekonomi melalui kunjungan wisata.
Wisatawan mancanegara asal Prancis Patricia dan Bernard mengaku terbantu dengan adanya sistem digitalisasi keuangan di lokasi destinasi wisata seperti di Bromo, Jatim.
"Kami suka menikmati wisata di sini karena banyak fasilitas yang sudah menggunakan scan barcode untuk bertransaksi," katanya.
Terkait dengan literasi keuangan dan kebanksentralan, BI Sulsel juga menghadirkan Perpustakaan Lontara yang Satu-satunya perpustakaan BI di daerah yang sudah memiliki sertifikat ISO.
Analis Yunior BI Sulsel, Mardiana M. Kamarullah mengatakan Perpustakaan Lontara menyediakan berbagai koleksi ribuan buku fisik dan digital.
Misalnya, buku tentang kebijakan fiskal, moneter, keuangan dan ekonomi secara umum. Termasuk novel dan buku bacaan panduan.
"Bagi masyarakat yang ingin meningkatkan literasi, Perpustakaan Lontara BI Sulsel merupakan pilihan yang tepat untuk dikunjungi langsung maupun berselancar di halaman website," jelasnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BI Sulsel dorong digitalisasi keuangan di sektor pariwisata