Kupang (ANTARA Sulsel) - Aliansi Melawan Perdagangan Orang (Ampera) Nusa Tenggara Timur berharap capres-cawapres terpilih 9 Juli 2014 mendatang harus memiliki kepedulian terhadap nasib TKI/TKW yang disiksa dan diperbudak hingga dihukum mati di luar negeri.

Perhatian dan kepedulian dari capres-cawapres terpilih ini penting karena selain menjaga harkat dan martabat bangsa dan negara, para TKI/TKW yang mencari nafkah di luar negeri itu merupakan "pahlawan devisi negara" kata Pembina Ampera NTT, Romo Leo Mali, Pr di Kupang, Senin.

Rm Leo Mali yang saat itu didampingi pengurus Ampera seperti Dr Elcid Li, RM Dedy Lajar dan pengurus lainnya mengatakan, pernyataan ini (Capres Pro-TKI) dikeluarkan setelah hampir dua pekan pelaksanaan kampanye dua capres-cawapres yang ada tidak ada yang menyentil soal TKI/TKW.

"Ini aspirasi yang mungkin mewakili harapan sebagian besar masyarakat buruh migran Indonesia. dihargai sebagai individu-individu TKI yang telah ikut mengangkat perekonomian Indonesia, dilindungi sebagai warga negara, serta disejahterakan sebagai kelompok masyarakat marjinal (tersisih) yang terpuruk dalam jurang kemiskinan secara ekonomi," katanya.

Mantan Ketua Komisi Keadilan dan Perdamaian Keuskupan Agung Kupang itu mengatakan, dalam setahun terakhir ini kasus kekerasan seksual dan kriminalitas marak terhadap calon dan TKI/TKW di dalam maupun luar negeri hingga berbuntut pada hukuman mati, namun tidak terlalu mendapat perhatian dari para pemangku kepentingan.

Karena itu katanya, Ampera NTT bersama Paguyupan TKI dan mantan TKI bersama sejumlah penggiat LSM dan lain yang bergerak pada kajian isu buruh migran yang juga diisi aktivis mantan TKI, mengingatkan para calon pemimpin bangsa ke depan harus memasukan TKI dalam visi-misi untuk diimplementasikan ke depan.

"Sikap ini juga benar aspiratif dan independen sehingga jangan dikaitkan dalam polarisasi dukungan terhadap dua kutub capres-cawapres yang saat ini sengit berpacu memperebutkan suara pemilih, termasuk dari masyarakat buruh migran dan keluarganya di Indonesia maupun di luar negeri yang jumlahnya diprediksi mencapai 12 juta orang lebih," katanya.

Menurut Leo Mali, kampanye maupun visi-misi capres belum ada yang benar-benar mencerminkan kepedulian para calon pemimpin bangsa tersebut terhadap isu TKI. Semua masih bersifat normatif.

Parameter yang digunakan AMPERA sederhana saja, dalam setiap kegiatan kampanye dan blusukan para capres di daerah-daerah, tak satupun yang menyinggung persoalan TKI terutama yang saat ini menjerat sejumlah TKI itu.

"Kami dan mantan serta TKI tidak golput. tetapi kami mengimbau para pahlawan devisa negara ini dan keluarganya untuk menggunakan hak pilihnya secara cerdas dalam pilpres kali ini. Tapi kami juga mengingatkan mereka agar memilih capres yang benar-benar memiliki kepedulian terhadap TKI, bukan yang sekadar omong kosong di atas kertas tanpa bukti nyata," katanya.

Pemilu Presiden pada 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan capres dan cawapres, yakni Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.  F.C. Kuen

Pewarta : Hironimus Bifel
Editor :
Copyright © ANTARA 2024