Mamuju (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) mengoptimalkan pengembangan kakao kopi dan sukun untuk membangun ekonomi daerah.
"Tiga komoditi yakni kopi, kakao dan sukun akan dikembangkan secara optimal di Sulbar guna memacu peningkatan ekonomi daerah," kata Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulbar, Gunawan Purbowo, di Mamuju, Minggu.
Ia mengatakan BI Sulbar akan bekerja sama Pemprov Sulbar guna menyusun strategi mengatasi sejumlah masalah yang akan dihadapi dalam mengembangkan tiga komoditi tersebut.
"BI Sulbar dan Pemprov Sulbar akan berupaya mengatasi serangan Hama Penggerek Buah Kakao (PBK), maupun membantu kurangnya modal petani untuk perawatan maupun pembibitan komoditi kakao," katanya.
Selain itu, akan mengoptimalkan kompetensi petani dalam mengembangkan komoditi kopi kakao dan sukun.
"BI Sulbar juga akan membantu pengembangan pengolahan produk yang dihasilkan dari bahan kakao kopi dan sukun agar bernilai jual tinggi ketika dipasarkan," katanya.
Upaya lainnya yakni meningkatkan teknologi yang digunakan dalam proses produksi komoditi tersebut, agar tidak lagi dikelola secara tradisional.
"BI Sulbar dan Pemprov Sulbar berupaya agar komoditi tersebut dapat dipasarkan ke seluruh wilayah Indonesia sehingga selain akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat juga akan meningkatkan ekonomi daerah," katanya.
Ia berharap, ke depan investasi akan tumbuh apabila komoditi itu dikelola secara profesional mulai dari pengembangan produksi, pengolahan dan pemasarannya.
Ia menyebut produksi komoditi kakao di Sulbar 67.494 ton per tahun, sedangkan kopi 4.801 ton per tahun sedangkan sukun mencapai 1.405 ton per tahun.
"Tiga komoditi yakni kopi, kakao dan sukun akan dikembangkan secara optimal di Sulbar guna memacu peningkatan ekonomi daerah," kata Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulbar, Gunawan Purbowo, di Mamuju, Minggu.
Ia mengatakan BI Sulbar akan bekerja sama Pemprov Sulbar guna menyusun strategi mengatasi sejumlah masalah yang akan dihadapi dalam mengembangkan tiga komoditi tersebut.
"BI Sulbar dan Pemprov Sulbar akan berupaya mengatasi serangan Hama Penggerek Buah Kakao (PBK), maupun membantu kurangnya modal petani untuk perawatan maupun pembibitan komoditi kakao," katanya.
Selain itu, akan mengoptimalkan kompetensi petani dalam mengembangkan komoditi kopi kakao dan sukun.
"BI Sulbar juga akan membantu pengembangan pengolahan produk yang dihasilkan dari bahan kakao kopi dan sukun agar bernilai jual tinggi ketika dipasarkan," katanya.
Upaya lainnya yakni meningkatkan teknologi yang digunakan dalam proses produksi komoditi tersebut, agar tidak lagi dikelola secara tradisional.
"BI Sulbar dan Pemprov Sulbar berupaya agar komoditi tersebut dapat dipasarkan ke seluruh wilayah Indonesia sehingga selain akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat juga akan meningkatkan ekonomi daerah," katanya.
Ia berharap, ke depan investasi akan tumbuh apabila komoditi itu dikelola secara profesional mulai dari pengembangan produksi, pengolahan dan pemasarannya.
Ia menyebut produksi komoditi kakao di Sulbar 67.494 ton per tahun, sedangkan kopi 4.801 ton per tahun sedangkan sukun mencapai 1.405 ton per tahun.