Palu (ANTARA Sulsel) - Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kota Palu Saldy Lesnusa mengatakan, sekolah dalam menerima siswa baru harus disesuaikan dengan kebutuhan.

"Artinya jangan menerima siswa baru melebihi kebutuhan," katanya di Palu, Selasa.

Ia mengatakan jumlah siswa yang diterima pada tajun ajaran baru ini seyogyanya sesuai dengan ketersediaan ruang belajar.

Menurut dia, sekolah jangan asal menerima siswa seenaknya saja tanpa memperhitungkan ketersediaan tempat belajar.

Menerima siswa berlebihan juga akan mengurangi jumlah siswa di sekolah-sekolah lainnya. "Kita bisa bayangkan jika setiap sekolah menerima siswa baru melebihi kapasitas daya tampung, dipastikan akan banyak sekolah kekurangan siswa," katanya.

Apalagi, kata Saldy, kebanayakan orang tua ingin memasukan anaknya ke sekolah unggulan bagaimanapun caranya.

Padahal, sekolah bukan unggulan kualitasnya pembelajarannya sama, bahkan bisa lebih bagus dari unggulan.

Buktinya, berdasarkan hasil Ujian Nasional (UN) 2014 tingkat kelulusan sangat mengembirakan.

Karena itu, Sadly berharap sekolah untuk tidak menerima siswa baru secara berlebihan agar sekolah lainnya tidak kekurangan anak didik.

Dia mengaku ada beberapa sekolah, terutama yang ada di pinggiran kota di Palu setiap kali tahun ajaran baru selalu kekurangan murid.

Hal senada juga disampaikan Ketua musyawarah Kelompok Kepala Sekolah (MKKS) SMP, Arsid Nurdin. Ia mengatakan ada beberapa sekolah di pinggiran kota antara lain SMPN 11 Duyu, Kecamatan Tatanga setiap tahun ajaran baru dipastikan kekurangan siswa.

Para orang tua yang ada di wilayah itu kebanyakan menyekolahkan anak mereka ke sekolah unggulan seperti SMPN 3 dan SMPN 10.

"Jadi sekolah itu hanya menampung siswa-siswa yang tidak lulus dari sekolah lain," katanya.

Mengantisipasi kekurangan siswa, Arsid punya pengalaman ketika menjabat Kepsek SMPN 19, salah satu sekolah di pinggiran Kota Palu yang sebelumnya juga selalu kekurangan siswa saat tahun ajaran baru.

Cara yang dilakukannya, kata Arsid bagaimana kita memberikan pemahaman kepada masyarakat setempat. Selain pemahaman dan juga harus dibuktikan dengan hasil yang bagus.

"Saya bahkan untuk meyakinkan orang tua, saya datangi ke rumah mereka," katanya.

Dan cara yang ia lakukan tersebut sangat berhasil sehingga sejak itu sampai sekarang ini eks sekolah yang pernah dipimpinnya tidak lagi kekurangan siswa.

Sementara Kepala SMPN 11 Palu, Endi membenarkan selalu kekurangan siswa. Pada 2013 hanya menerima sekitar 100 siswa.

Pada tahun ajaran baru 2013/2014 ini, baru tercatat sekitar 40 siswa yang datang mendaftar. I.K. Sutika  


Pewarta : Anas Masa
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024