Makassar (ANTARA) - Sektor jasa keuangan wilayah Sulawesi, Maluku dan papua (Sulampua) terus bertumbuh dan berkelanjutan.
"Hal ini merupakan hasil survei kantor OJK Sulselbar yang menilai sektor jasa keuangan wilayah sulampua menunjukkan kinerja positif dan stabil," kata Kepala OJK Sulselbar Darwisman dalam keterangan persnya di Makassar, Selasa.
Dia mengatakan, kondisi tersebut tetap terjaga meskipun perekonomian dunia mengalami perlambatan.
Pertumbuhan positif ini terlihat dari kinerja yang solid di sektor perbankan pasar modal dan Industri Keuangan Non Bank (IKNB).
Selain itu juga didukung oleh pelonggaran kebijakan moneter Bank Indonesia (Bi) khususnya penurunan suku bunga yang memberi ruang bagi perbankan dan lembaga keuangan meningkatkan penyaluran kredit yang mendorong aktivitas ekonomi.
Sebagai gambaran, pada posisi Agustus 2024 Kantor OJK Sulselbar mencatat kinerja industri perbankan di wilayah Sulampua tumbuh secara year on year (yoy) pada total aset, dana pihak ketiga dan kredit.
Total aset tumbuh sebesar 5,6 persen mencapai Rp534 triliun, DPK tumbuh 5,5 persen mencapai Rp339 triliun dan penyaluran kredit tumbuh 8,79 persen mencapai Rp424 triliun.
Tingkat intermediasi Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 124,97 persen dengan non performing loan (NPL) yang terjaga di angka 2,55 persen
Sementara pada sektor pasar modal, terdapat pertumbuhan signal investor identification (SID) yang signifikan di wilayah Sulampua pada posisi Juli 2024 yaitu sebesar 38,39 persen (yoy) atau mencapai 904.514 SID.
Kondisi tersebut memberikan indikasi kepercayaan kuat pada masyarakat untuk investasi di pasar modal. Instrumen investasi masih didominasi oleh Reksadana dengan porsi dan pertumbuhan tertinggi.
Untuk perkembangan IKNB di wilayah Sulampua turut menunjukkan pertumbuhan pada posisi Juli 2024 (yoy).
Hal tersebut tercermin dari total piutang perusahaan pembiayaan yang tumbuh sebesar 13,30 persen menjadi Rp42,70 triliun. Dan total pembiayaan modal ventura tumbuh sebesar 5,27 persen menjadi Rp692 miliar.
"Hal ini merupakan hasil survei kantor OJK Sulselbar yang menilai sektor jasa keuangan wilayah sulampua menunjukkan kinerja positif dan stabil," kata Kepala OJK Sulselbar Darwisman dalam keterangan persnya di Makassar, Selasa.
Dia mengatakan, kondisi tersebut tetap terjaga meskipun perekonomian dunia mengalami perlambatan.
Pertumbuhan positif ini terlihat dari kinerja yang solid di sektor perbankan pasar modal dan Industri Keuangan Non Bank (IKNB).
Selain itu juga didukung oleh pelonggaran kebijakan moneter Bank Indonesia (Bi) khususnya penurunan suku bunga yang memberi ruang bagi perbankan dan lembaga keuangan meningkatkan penyaluran kredit yang mendorong aktivitas ekonomi.
Sebagai gambaran, pada posisi Agustus 2024 Kantor OJK Sulselbar mencatat kinerja industri perbankan di wilayah Sulampua tumbuh secara year on year (yoy) pada total aset, dana pihak ketiga dan kredit.
Total aset tumbuh sebesar 5,6 persen mencapai Rp534 triliun, DPK tumbuh 5,5 persen mencapai Rp339 triliun dan penyaluran kredit tumbuh 8,79 persen mencapai Rp424 triliun.
Tingkat intermediasi Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 124,97 persen dengan non performing loan (NPL) yang terjaga di angka 2,55 persen
Sementara pada sektor pasar modal, terdapat pertumbuhan signal investor identification (SID) yang signifikan di wilayah Sulampua pada posisi Juli 2024 yaitu sebesar 38,39 persen (yoy) atau mencapai 904.514 SID.
Kondisi tersebut memberikan indikasi kepercayaan kuat pada masyarakat untuk investasi di pasar modal. Instrumen investasi masih didominasi oleh Reksadana dengan porsi dan pertumbuhan tertinggi.
Untuk perkembangan IKNB di wilayah Sulampua turut menunjukkan pertumbuhan pada posisi Juli 2024 (yoy).
Hal tersebut tercermin dari total piutang perusahaan pembiayaan yang tumbuh sebesar 13,30 persen menjadi Rp42,70 triliun. Dan total pembiayaan modal ventura tumbuh sebesar 5,27 persen menjadi Rp692 miliar.