Makassar (ANTARA Sulsel) - Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto memberikan apresiasi kepada pihak swasta yang mau mendukung program-program yang dicanangkannya dalam memajukan kota ini termasuk Gerakan Masyarakat Makassar Tidak Rantasa/jorok (Gemar MTR).

"Saya sejak dilantik dulu pernah mengatakan di depan khalayak umum kalau saya dengan Deng Ical (wakil wali kota) akan memaksimalkan kerjasama dengan swasta dalam membangun kota dan meminimalkan anggaran daerah," ujarnya di Makassar, Sabtu.

Ia mengatakan, partisipasi aktif dan dukungan masyarakat dalam mendukung program pemerintah Gemar MTR yang terus mengalir dari berbagai pihak itu adalah bukti nyata keikutsertaan pihak swasta dalam mendukung pemerintah.

Tercatat beberapa pengusaha swasta termasuk pengusaha dari Kamar Dagang Indonesia (Kadin), corporate atau perusahaan besar serta bank-bank ikut ambil bagian dalam beberapa program unggulan yang dicanangkannya itu.

Pengusaha perhotelan Willyanto berjanji menyumbangkan 10 unit mobil sampah begitu juga dengan Ketua Kadin Sulsel Zulkarnaen Arief juga menjanjikan mobil sampah yang sama untuk diserahkan ke pemerintah.

Hiswana Migas, serta pihak Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI) juga berjanji akan menyumbangkan 50 tong sampah untuk mendukung program tersebut.

"Program pemerintah yang kita canangkan itu pro rakyat, kita akan turun ke kecamatan-kecamatan dalam bentuk sidak untuk melihat progres. Selain itu, aparat diharapkan akan menjadi contoh bagi seluruh masyarakat," ucapnya.

Danny menyebutkan, jika program Gemar MTR ini berjalan baik dan sukses serta sudah merubah pola pikir serta pola hidup masyarakat, maka program lainnya siap dijalankan yakni sampah tukar beras.

Ia mengatakan, salah satu program unggulannya yang dijanjikan pada saat kampanye tahun lalu yakni penukaran sampah masyarakat dengan beras, dimana sebelum penerapan itu, pihaknya sementara merampungkan konsepnya.

Dia menyebutkan, penukaran sampah dengan beras itu tidak akan langsung direalisasikan karena masyarakat harus paham dulu kategori sampah apa yang akan ditukarkan dengan beras.

"Makanya, saya bilang masyarakatnya itu harus diberikan pemahaman dulu mengenai sampah yang bagaimana yang akan ditukarkan dengan beras. Masyarakat harus memilah-milah antara sampah organik dan non organik," katanya.

Danny menuturkan, saat ini sampah ditukar beras bukan sulit dilakukan tetapi perlu usaha-usaha untuk mempersiapkan yang cukup memerlukan waktu dan cukup memerlukan metode untuk menerapkan di masyarakat.

"Perencanaan harus kita tuntaskan, bersihkan sampah yang ada dulu. Karena sampah ditukar beras itu pemeliharaan karena intinya dari program ini adalah hidup bersih," ungkapnya.

Program penukaran beras dengan sampah itu masuk dalam program Makassar Green and Clean (MGC) dimana Wali Kota Makassar sebelumnya Ilham Arief Sirajuddin mampu menegmbangkan bank sampah hingga meraih Piala Adipura di tahun 2013.

Ketua Yayasan Peduli Negeri, Saharuddin Ridwan mengungkapkan, tahun ini MGC fokus pada pemberdayaan bank sampah. Ini juga sekaitan mendukung program Pemkot sampah tukar beras.

Ridwan menyebutkan, saat ini jumlah bank sampah yang ada di Makassar telah mencapai 78 titik yang terbentuk hingga tingkat rukun tetangga atau warga (RT dan RW). Jumlah nasabah mencapai 2.083 kepala keluarga dan omset mencapai Rp453 untuk tahun 2013.

"Tentu saja, program ini akan terus kita lanjutkan agar Makassar dua kali tambah lebih baik," tuturnya.

Menurutnya, keberhasilan bank sampah yang ada saat ini selain didukung penuh oleh Pemerintah Kota Makassar juga tak lepas dukungan dan partisipasi dari seluruh masyarakat. Begitu pun Yayasan Unilever serta mahasiswa pendamping. Agus Setiawan

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor :
Copyright © ANTARA 2024