Makassar (ANTARA Sulsel) - Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo menyatakan jika operasi kepolisian yang disandikan sebagai ketupat menjelang Idul Fitri tidak lain adalah operasi kemanusiaan.

"Kita harus berbangga karena Sulsel adalah satu-satunya provinsi di Indonesia yang paling aman, kehidupan masyarakatnya berjalan lancar dan itu semua karena adanya polisi dan TNI yang senantiasa menjaga kedamaian di daerah kita," ujarnya saat menjadi inspektur upacara (Irup) dalam gelar pasukan Operasi Ketupat 2014 di Lapangan Karebosi Makassar, Senin.

Ia mengatakan, operasi ketupat yang tiap tahunnya dilaksanakan itu melibatkan semua jajaran baik kepolisian, TNI, pegawai pemerintahan serta partisipasi masyarakat.

Suksesnyan operasi ketupat juga karena adanya dukungan dari semua pihak dalam komponen masyarakat dan polisi sebagai penanggungjawab dalam operasi itu bertugas memberikan kedamaian bagi masyarakat yang menjalankan lebaran.

"Saya selaku gubernur bangga akan pencapaian daerah ini, tetapi itu semua tidak terlepas dari peranan polisi dan TNI. Operasi ketupat yang serentak digelar diseluruh Indonesia ini tidak lain adalah operasi kemanusiaan," katanya.

Dalam operasi ketupat itu, Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan mengerahkan sebanyak 3.058 personel yang disebar dibeberapa tempat untuk mengamankan mudik dan lebaran tahun ini.

"Ada sekitar 3.058 personel dari seluruh jajaran Polres di daerah dan juga Polrestabes Makassar yang siap mengamankan lebaran kali ini. Kami harapkan semuanya berjalan normal dan berkah ramadan bisa kita dapatkan semua," ujar Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Endi Sutendi.

Ia mengatakan, selain kesiapan personel dalam mengamankan jalannya Idul Fitri itu, pihaknya juga menyiapkan sejumlah pos pelayanan di beberapa titik.

"Dalam pengamanan mudik lebaran ini kami menyiapkan sebanyak 107 pos pengamanan dan 35 pos pelayanan di titik-titik yang dianggap rawan kecelakaan lalu lintas. Sarana dan prasarana lalu lintas juga harus diberdayakan untuk mengawal proses mudik lebaran tahun ini," katanya

Sebagian polisi yang disebar itu akan bertugas dalam pengamanan sejumlah objek vital (Obvit) seperti, bank, tempat perbelanjaan, bandara, pelabuhan dan tempat transaksi keuangan dan ATM.

Intensifitas dan penambahan jumlah personel, lanjutnya, juga didasari oleh penyesuaian pertumbuhan penduduk, bertambahnya jumlah kendaraan dan antisipasi pada peningkatan angka kriminalitas.

Ia juga mengimbau, seluruh pihak tetap mewaspadai timbulnya tindakan terorisme. Dengan peran serta seluruh lapisan masyarakat, diharapkan tidak terjadi adanya gangguan aksi terorisme.

Seluruh anggota juga diminta untuk tidak membiarkan adanya aksi teror yang memanfaatkan momentum lebaran atau tindakan organisasi tertentu yang melakukan razia dalam masa lebaran H-7 hingga H+7.

"Kita harus melakukan pendeteksian dini dengan mengoptimalkan intelijen dan Babinkamtibmas, agar persoalan yang bisa berdampak luas bisa diantisipasi," tuturnya  Agus Setiawan

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor :
Copyright © ANTARA 2024