Makassar (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Bulukumba merilis data indikator makro Kabupaten Bulukumba yang menunjukkan Kabupaten Bulukumba masuk 10 besar nasional miliki inflasi terendah.
"Untuk data Inflasi per September 2024, Bulukumba berada pada posisi terendah di Sulawesi Selatan sebesar 0,03 persen (m-to-m) dan 1,35 persen (y-to-y)," kata Kepala BPS Kabupaten Bulukumba, Herbudiman Suandy di Bulukumba, Senin.
Dia mengatakan, Kabupaten Bulukumba dalam tiga tahun terakhir ini, selalu menempati posisi 10 besar inflasi terendah di Indonesia.
Kondisi inflasi itu, lanjut dia, turut mempengaruhi angka kemiskinan Bulukumba semakin menurun mencapai 6,71 persen per Maret 2024. Angka ini turun dari tahun 2023 sebesar 7,22 persen.
Pada Rapat Monitoring dan Evaluasi Triwulan ke-3 Lingkup Pemda Bulukumba juga disebutkan jumlah dan persentase penduduk miskin Bulukumba dan mengalami penurunan sejak 2021 hingga 2024.
Kondisi tersebut menjadikan Kabupaten Bulukumba menempati posisi ke-6 dengan persentase kemiskinan terendah di Sulawesi Selatan, posisi ini sama pada Maret 2023.
Meski posisi ke-6 terendah, imbuhnya, Bulukumba menempati posisi pertama dengan kemiskinan terendah di wilayah Selatan-Selatan yang terdiri dari Kabupaten Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba, Sinjai dan Kepulauan Selayar.
Bahkan untuk Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Bulukumba berada pada posisi terendah di Sulawesi Selatan.
Menurut dia, dengan APBD sekitar Rp1,6 triliun, Kabupaten Bulukumba memiliki progres yang sangat baik.
Selain angka kemiskinan dan TPT, Kepala BPS Herbudiman juga memaparkan tiga indikator makro lainnya seperti Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Pertumbuhan Ekonomi, dan Inflasi.
Secara umum kelima indikator tersebut menunjukkan capaian yang positif. Pertumbuhan ekonomi meningkat dari 3,81 persen tahun 2022 menjadi 4,11 persen tahun 2023.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) masih didominasi sektor pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 37,59 persen, disusul sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 16,59 persen dan konstruksi 11,53 persen.
Sektor konstruksi ini mengalami pertumbuhan cukup besar sebesar 10,77 persen, hanya kalah pada jasa lainnya yaitu sektor pariwisata yang tumbuh sebesar 11,64 persen.
Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Bulukumba dalam kondisi baik. Ini bisa dilihat dari PDRB yang juga ditopang oleh sektor perdagangan, industri pengolahan dan jasa.
"Jika ada daerah yang jasa dan manufakturnya besar, maka dapat dikatakan daerah itu maju. Jadi Bulukumba sedang menuju ke sana (daerah maju),” jelasnya.
"Untuk data Inflasi per September 2024, Bulukumba berada pada posisi terendah di Sulawesi Selatan sebesar 0,03 persen (m-to-m) dan 1,35 persen (y-to-y)," kata Kepala BPS Kabupaten Bulukumba, Herbudiman Suandy di Bulukumba, Senin.
Dia mengatakan, Kabupaten Bulukumba dalam tiga tahun terakhir ini, selalu menempati posisi 10 besar inflasi terendah di Indonesia.
Kondisi inflasi itu, lanjut dia, turut mempengaruhi angka kemiskinan Bulukumba semakin menurun mencapai 6,71 persen per Maret 2024. Angka ini turun dari tahun 2023 sebesar 7,22 persen.
Pada Rapat Monitoring dan Evaluasi Triwulan ke-3 Lingkup Pemda Bulukumba juga disebutkan jumlah dan persentase penduduk miskin Bulukumba dan mengalami penurunan sejak 2021 hingga 2024.
Kondisi tersebut menjadikan Kabupaten Bulukumba menempati posisi ke-6 dengan persentase kemiskinan terendah di Sulawesi Selatan, posisi ini sama pada Maret 2023.
Meski posisi ke-6 terendah, imbuhnya, Bulukumba menempati posisi pertama dengan kemiskinan terendah di wilayah Selatan-Selatan yang terdiri dari Kabupaten Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba, Sinjai dan Kepulauan Selayar.
Bahkan untuk Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Bulukumba berada pada posisi terendah di Sulawesi Selatan.
Menurut dia, dengan APBD sekitar Rp1,6 triliun, Kabupaten Bulukumba memiliki progres yang sangat baik.
Selain angka kemiskinan dan TPT, Kepala BPS Herbudiman juga memaparkan tiga indikator makro lainnya seperti Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Pertumbuhan Ekonomi, dan Inflasi.
Secara umum kelima indikator tersebut menunjukkan capaian yang positif. Pertumbuhan ekonomi meningkat dari 3,81 persen tahun 2022 menjadi 4,11 persen tahun 2023.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) masih didominasi sektor pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 37,59 persen, disusul sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 16,59 persen dan konstruksi 11,53 persen.
Sektor konstruksi ini mengalami pertumbuhan cukup besar sebesar 10,77 persen, hanya kalah pada jasa lainnya yaitu sektor pariwisata yang tumbuh sebesar 11,64 persen.
Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Bulukumba dalam kondisi baik. Ini bisa dilihat dari PDRB yang juga ditopang oleh sektor perdagangan, industri pengolahan dan jasa.
"Jika ada daerah yang jasa dan manufakturnya besar, maka dapat dikatakan daerah itu maju. Jadi Bulukumba sedang menuju ke sana (daerah maju),” jelasnya.