Makassar (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan (Sulsel) mencatat tingkat inflasi provinsi secara tahunan (year on year/yoy) sebesar 1,52 persen dengan indeks harga konsumen 105,86.
Kepala BPS Sulsel Aryanto, di Makassar, Senin, mengatakan, inflasi secara tahunan atau year on year (yoy) sebesar 1,52 persen dan secara tahun kalender sejak Januari-November 2024 sebesar 0,85 persen (ytd) serta secara bulanan (mtm) sebesar 0,17 persen.
"Inflasi tahunan Sulsel itu 1,52 persen dan angka ini masih moderat, apalagi target pemerintah pusat diharapkan terjaga di angka 2,5 persen plus minus 1," ujarnya pula.
Aryanto menyebut inflasi tahunan 1,52 persen terjadi, karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,40 persen.
Kemudian kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,15 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,9 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,75 persen.
Kelompok kesehatan sebesar 2,14 persen; kelompok transportasi sebesar 0,52 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,29 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,95 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,39 persen.
Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 6,98 persen. Adapun kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami deflasi sebesar 0,26 persen.
"Dari semua kelompok pengeluaran alami inflasi dan penyeimbangnya hanya pada kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang mengalami deflasi sebesar 0,26 persen," katanya lagi.
Adapun enam kabupaten dan kota berdasarkan tingkat inflasinya masing-masing, yakni Kabupaten Bulukumba 1,12 persen, Kabupaten Watampone (1,49 persen), Wajo (1,33 persen).
Kemudian Kabupaten Sidrap (1,89 persen), Lutim (1,94 persen), dan Kota Makassar inflasi 0,20 persen, Parepare 1,38 persen dan Kota Palopo 2,08 persen.