Makassar (ANTARA Sulsel) - Empat hari pascalebaran 1435 Hijriyah atau H+4, suasana arus balik di Terminal Regional Daya (TRD) Makassar terlihat sepi dari penumpang.
Direktur Utama Perusahaan Daerah (Perusda) Terminal Makassar Raya, Hakim Syahrani di Makassar, Jumat, menyatakan, suasana sepi yang terlihat di terminal daya bukannya karena tidak ada penumpang yang turun melainkan sudah pindah angkutan.
"Kalau melihat dan memperhatikan bongkar muat di terminal memang sepi, tetapi biasanya itu penumpang selalu pindah-pindah angkutan atau turun di pinggir jalan," ujarnya.
Ia mengatakan, suasana arus balik memang selalu berbeda dengan suasana mudik karena pada saat warga akan mudik menggunakan jalur darat, umumnya masuk terminal.
Sedangkan pada saat arus balik, kebanyakan penumpang tidak lagi turun di terminal melainkan turun di tempat lain sambil menunggu angkutan kota (pete-pete) untuk meneruskan perjalanan ke rumahnya masing-masing.
"Semua orang itu tidak sama, ada yang tidak mau repot dan adapula yang menikmati sebuah proses. Bagi penumpang yang ingin buru-buru pulang ke rumahnya, pasti akan turun di tempat pengambilan angkuta lainnya," katanya.
Beberapa titik yang biasanya ditempati penumpang untuk berpindah kendaraan yakni di persimpangan lima Mandai dan di depan SMA Negeri 6 Makassar atau Jalan Ir Sutami.
"Di dua tempat itu selalu memang menjadi tempat mangkalnya supir pete-pete (Angkot), makanya banyak yang menunggu penumpang disana dan bagi penumpang yang sudah terbiasa akan turun disitu," urainya.
Hakim menambahkan bahwa walaupun penumpangnya kebanyakan diturunkan diluar Terminal akan tetapi angkutan umum tetap masuk di Terminal untuk mencari penumpang, sehingga pendapatan dari restribusi angkutan umum tetap tidak terlalu mengalami penurunan.
Hal tersebut berlaku bagi kendaraan maupun penumpang yang datang pada siang hari. Sedangkan kendaraan yang datang pada malam hari terutama di atas jam sepuluh, jarang masuk Terminal Regional Daya. FC Kuen
Direktur Utama Perusahaan Daerah (Perusda) Terminal Makassar Raya, Hakim Syahrani di Makassar, Jumat, menyatakan, suasana sepi yang terlihat di terminal daya bukannya karena tidak ada penumpang yang turun melainkan sudah pindah angkutan.
"Kalau melihat dan memperhatikan bongkar muat di terminal memang sepi, tetapi biasanya itu penumpang selalu pindah-pindah angkutan atau turun di pinggir jalan," ujarnya.
Ia mengatakan, suasana arus balik memang selalu berbeda dengan suasana mudik karena pada saat warga akan mudik menggunakan jalur darat, umumnya masuk terminal.
Sedangkan pada saat arus balik, kebanyakan penumpang tidak lagi turun di terminal melainkan turun di tempat lain sambil menunggu angkutan kota (pete-pete) untuk meneruskan perjalanan ke rumahnya masing-masing.
"Semua orang itu tidak sama, ada yang tidak mau repot dan adapula yang menikmati sebuah proses. Bagi penumpang yang ingin buru-buru pulang ke rumahnya, pasti akan turun di tempat pengambilan angkuta lainnya," katanya.
Beberapa titik yang biasanya ditempati penumpang untuk berpindah kendaraan yakni di persimpangan lima Mandai dan di depan SMA Negeri 6 Makassar atau Jalan Ir Sutami.
"Di dua tempat itu selalu memang menjadi tempat mangkalnya supir pete-pete (Angkot), makanya banyak yang menunggu penumpang disana dan bagi penumpang yang sudah terbiasa akan turun disitu," urainya.
Hakim menambahkan bahwa walaupun penumpangnya kebanyakan diturunkan diluar Terminal akan tetapi angkutan umum tetap masuk di Terminal untuk mencari penumpang, sehingga pendapatan dari restribusi angkutan umum tetap tidak terlalu mengalami penurunan.
Hal tersebut berlaku bagi kendaraan maupun penumpang yang datang pada siang hari. Sedangkan kendaraan yang datang pada malam hari terutama di atas jam sepuluh, jarang masuk Terminal Regional Daya. FC Kuen