Makassar (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan memperkirakan luas lahan panen padi di provinsi itu hingga akhir 2024 mencapai lebih 950 ribu hektare dengan produksi padi sebesar 4,80 juta ton gabah kering giling (GKG).
Kepala BPS Sulsel Aryanto di Makassar, Selasa, mengatakan, produksi padi sebesar 4,80 juta ton gabah kering giling jika dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, maka produksi beras pada 2024 mencapai 2,75 juta ton.
"Untuk produksi padi 4,80 juta ton dan jika dikonversikan menjadi beras sekitar 2,75 juta ton," ujarnya.
Aryanto mengatakan luas panen padi pada tahun 2024 yang diperkirakan mencapai sekitar 0,95 juta atau 950 ribu hektare, mengalami penurunan sebesar 18,01 ribu hektare atau 1,86 persen dibandingkan dengan luas panen padi pada tahun 2023 yang tercatat sebesar 970 ribu hektare.
Produksi padi pada tahun 2024 juga diproyeksikan turun menjadi 4,80 juta ton gabah kering giling (GKG), berkurang sekitar 79,71 ribu ton GKG atau 1,63 persen dibandingkan produksi padi tahun sebelumnya yang mencapai 4,88 juta ton GKG.
Sementara itu, produksi beras untuk konsumsi pangan penduduk pada tahun 2024 diperkirakan sekitar 2,75 juta ton, turun sebesar 45,74 ribu ton atau 1,63 persen dibandingkan produksi beras pada tahun 2023 yang mencapai 2,80 juta ton.
"Selama dua tahun berturut-turut, puncak produksi padi terjadi di bulan April, sementara pada tahun 2024 produksi terendah diperkirakan terjadi pada bulan Februari. Pada April 2024, produksi padi diperkirakan mencapai 875,02 ribu ton GKG, sementara di bulan Februari hanya sebesar 23,78 ribu ton GKG," katanya.
Aryanto menyebut Kabupaten Bone, Kabupaten Wajo, dan Kabupaten Pinrang menjadi tiga wilayah dengan total produksi padi tertinggi pada tahun 2024.
Di sisi lain, tiga kabupaten/kota dengan produksi terendah adalah Kota Parepare, Kabupaten Kepulauan Selayar, dan Kota Makassar.
Penurunan produksi padi yang cukup besar pada tahun 2024 terutama terjadi di beberapa wilayah sentra produksi padi, seperti Kabupaten Bone, Kabupaten Sidenreng Rappang, dan Kabupaten Wajo.
Namun, beberapa kabupaten/kota mengalami peningkatan produksi yang signifikan, termasuk Kabupaten Pinrang, Kabupaten Jeneponto, dan Kabupaten Luwu Utara.
Menurut dia, jika produksi padi dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, maka produksi padi sepanjang Januari - September 2024 diperkirakan setara dengan 2,17 juta ton beras, atau mengalami penurunan sebesar 120,76 ribu ton (5,28 persen) dibandingkan Januari-September 2023 yang sebesar 2,29 juta ton.
Sementara itu, potensi produksi beras sepanjang Oktober−Desember 2024 ialah sebesar 586,30 ribu ton. Dengan demikian, total produksi beras pada 2024 diperkirakan sekitar 2,75 juta ton, atau mengalami penurunan.
Kepala BPS Sulsel Aryanto di Makassar, Selasa, mengatakan, produksi padi sebesar 4,80 juta ton gabah kering giling jika dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, maka produksi beras pada 2024 mencapai 2,75 juta ton.
"Untuk produksi padi 4,80 juta ton dan jika dikonversikan menjadi beras sekitar 2,75 juta ton," ujarnya.
Aryanto mengatakan luas panen padi pada tahun 2024 yang diperkirakan mencapai sekitar 0,95 juta atau 950 ribu hektare, mengalami penurunan sebesar 18,01 ribu hektare atau 1,86 persen dibandingkan dengan luas panen padi pada tahun 2023 yang tercatat sebesar 970 ribu hektare.
Produksi padi pada tahun 2024 juga diproyeksikan turun menjadi 4,80 juta ton gabah kering giling (GKG), berkurang sekitar 79,71 ribu ton GKG atau 1,63 persen dibandingkan produksi padi tahun sebelumnya yang mencapai 4,88 juta ton GKG.
Sementara itu, produksi beras untuk konsumsi pangan penduduk pada tahun 2024 diperkirakan sekitar 2,75 juta ton, turun sebesar 45,74 ribu ton atau 1,63 persen dibandingkan produksi beras pada tahun 2023 yang mencapai 2,80 juta ton.
"Selama dua tahun berturut-turut, puncak produksi padi terjadi di bulan April, sementara pada tahun 2024 produksi terendah diperkirakan terjadi pada bulan Februari. Pada April 2024, produksi padi diperkirakan mencapai 875,02 ribu ton GKG, sementara di bulan Februari hanya sebesar 23,78 ribu ton GKG," katanya.
Aryanto menyebut Kabupaten Bone, Kabupaten Wajo, dan Kabupaten Pinrang menjadi tiga wilayah dengan total produksi padi tertinggi pada tahun 2024.
Di sisi lain, tiga kabupaten/kota dengan produksi terendah adalah Kota Parepare, Kabupaten Kepulauan Selayar, dan Kota Makassar.
Penurunan produksi padi yang cukup besar pada tahun 2024 terutama terjadi di beberapa wilayah sentra produksi padi, seperti Kabupaten Bone, Kabupaten Sidenreng Rappang, dan Kabupaten Wajo.
Namun, beberapa kabupaten/kota mengalami peningkatan produksi yang signifikan, termasuk Kabupaten Pinrang, Kabupaten Jeneponto, dan Kabupaten Luwu Utara.
Menurut dia, jika produksi padi dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, maka produksi padi sepanjang Januari - September 2024 diperkirakan setara dengan 2,17 juta ton beras, atau mengalami penurunan sebesar 120,76 ribu ton (5,28 persen) dibandingkan Januari-September 2023 yang sebesar 2,29 juta ton.
Sementara itu, potensi produksi beras sepanjang Oktober−Desember 2024 ialah sebesar 586,30 ribu ton. Dengan demikian, total produksi beras pada 2024 diperkirakan sekitar 2,75 juta ton, atau mengalami penurunan.