Makassar (ANTARA) - Sekretariat Perusahaan Subholding Pelindo Jasa Maritim (SPJM) Tubagus Pactrick mengatakan, hasil dari rehabilitasi mangrove yang dilakukan perusahaan sudah sebanyak 87,33 persen dari target 3 hektare lahan.
"Penanaman itu di lahan sekitar 3 hektare, dengan presentase pertumbuhan mangrove pun selama hampir setahun sangat baik, dengan pertumbuhan mencapai 46,89 persen," jelas Tubagus di Makassar, Rabu.
Dia mengatakan, capaian tersebut sudah cukup baik, namun tentu perlu dilakukan penyulaman pada area lubang tanam yang kosong dan juga pengkayaan pada lubang tanam pada lubang tanam yang berisi tanaman kurang dari 20 bibit.
“Hal ini tentu penting untuk meningkatkan keberhasilan program rehabilitasi mangrove dan juga meningkatkan serapan karbon,” lanjut Tubagus.
Usaha Rehabilitasi Mangrove SPJM tentu tidak berhenti sampai disini. Tanggal 23 September 2024 lalu, SPJM kembali melaksanakan penanaman dilokasi yang sama.
Sementara SPJM berkomitmen untuk terus menjadi bagian dari Rehabilitasi Mangrove sebagai bagian usaha mengatasi perubahan iklim.
Setelah dilakukan perhitungan selama 1 bulan, dapat disimpulkan bahwa penanaman mangrove SPJM mempunyai potensi penyerapan karbon sebesar 3.09 ton CO2 eq/ha.
Tidak hanya itu, berdasarkan hasil pemodelan carbon storage vegetasi mangrove hasil rehabilitasi PT Pelindo Jasa Maritim seluas 3 ha selama 30 tahun berdasarkan tiap pertumbuhan diameter Rizhopora sp. yaitu 0,45 cm/tahun.
Hal itu menunjukkan bahwa proyeksi 10 tahun carbon storage vegetasi mangrove adalah sekitar 21,55 ton, umur 20 tahun carbon storage adalah 107.12 ton dan umur 30 tahun menjadi 273.71 ton.
Dengan demikian ini mengindikasikan bahwa mangrove hasil rehabilitasi PT Pelindo Jasa Maritim sangat berperan penting dalam menyimpan karbon sebagai upaya mitigasi perubahan iklim.
"Penanaman itu di lahan sekitar 3 hektare, dengan presentase pertumbuhan mangrove pun selama hampir setahun sangat baik, dengan pertumbuhan mencapai 46,89 persen," jelas Tubagus di Makassar, Rabu.
Dia mengatakan, capaian tersebut sudah cukup baik, namun tentu perlu dilakukan penyulaman pada area lubang tanam yang kosong dan juga pengkayaan pada lubang tanam pada lubang tanam yang berisi tanaman kurang dari 20 bibit.
“Hal ini tentu penting untuk meningkatkan keberhasilan program rehabilitasi mangrove dan juga meningkatkan serapan karbon,” lanjut Tubagus.
Usaha Rehabilitasi Mangrove SPJM tentu tidak berhenti sampai disini. Tanggal 23 September 2024 lalu, SPJM kembali melaksanakan penanaman dilokasi yang sama.
Sementara SPJM berkomitmen untuk terus menjadi bagian dari Rehabilitasi Mangrove sebagai bagian usaha mengatasi perubahan iklim.
Setelah dilakukan perhitungan selama 1 bulan, dapat disimpulkan bahwa penanaman mangrove SPJM mempunyai potensi penyerapan karbon sebesar 3.09 ton CO2 eq/ha.
Tidak hanya itu, berdasarkan hasil pemodelan carbon storage vegetasi mangrove hasil rehabilitasi PT Pelindo Jasa Maritim seluas 3 ha selama 30 tahun berdasarkan tiap pertumbuhan diameter Rizhopora sp. yaitu 0,45 cm/tahun.
Hal itu menunjukkan bahwa proyeksi 10 tahun carbon storage vegetasi mangrove adalah sekitar 21,55 ton, umur 20 tahun carbon storage adalah 107.12 ton dan umur 30 tahun menjadi 273.71 ton.
Dengan demikian ini mengindikasikan bahwa mangrove hasil rehabilitasi PT Pelindo Jasa Maritim sangat berperan penting dalam menyimpan karbon sebagai upaya mitigasi perubahan iklim.