Cianjur (ANTARA) - Kepolisian Resort Cianjur, Jawa Barat, terus mengembangkan kasus rumah produksi 10 kg tembakau sintetis (Sinte) di Kecamatan Cibinong untuk mengungkap bandar besar dan pemasok bahan bakunya.
Kasat Narkoba Polres Cianjur AKP Septian Pratama di Cianjur Jumat, mengatakan rumah produksi yang dijalankan dua orang pelaku inisial RP (40) dan AK (45) warga Desa Sukajadi, Kecamatan Cibinong sudah berjalan sejak dua bulan terakhir dengan total produksi sebanyak 10 kilogram sinte seharga Rp1,5 miliar.
"Terakhir pelaku memproduksi Sinte pesanan dari bandar dan pemodal dari luar kota, dimana dari 1 kilogram Sinte dijual Rp150 juta. Karema itu kasusnya akan terus dikembangkan guna membongkar dan menangkap jaringan besarnya termasuk bandar dan pemodalnya," kata Septian.
Dia menjelaskan hasil produksi Sinte dijual dan diedarkan di Cianjur, Jakarta dan sejumlah wilayah lainnya di Jawa Barat dimana pelaku menyerahkan hasil produksi ke bandar dan pemodal di luar kota.
"Kita kembangkan sampai bandar besar dan pemodal-nya tertangkap karena keterangan pelaku selama ini mendapat pasokan dan modal dari luar kota Cianjur," katanya.
Sebelumnya Satnarkoba Kepolisian Resort Cianjur, membongkar produksi rumahan narkoba jenis tembakau sintetis di Kecamatan Cibinong dengan menangkap dua orang pelaku RP (40) dan AK (45).
Terungkapnya produksi rumahan narkoba itu, berawal dari laporan masyarakat yang curiga dengan aktivitas di salah satu rumah warga yang bekerja sebagai anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS).
Petugas langsung disebar ke lokasi untuk melakukan penggeledahan dan penangkapan terhadap pelaku RP dan AK warga Kampung Angkola, Desa Sukajadi, Kecamatan Cibinong di rumah tinggal sekaligus tempat produksi Sinte.
Saat dilakukan penggeledahan petugas menemukan berbagai barang bukti mulai dari sisa Sinte seberat 60 gram, dan berbagai macam alat untuk memproduksi tembakau sintetis.
Selama dua bulan terakhir kedua pelaku sudah memproduksi sekitar 10 kilogram Sinte dengan nilai jual Rp1,5 miliar atau per kilogram dijual Rp150 juta, namun sebagian besar sudah diedarkan dan tersisa 60 gram yang diamankan sebagai barang bukti yang disimpan di dalam tas milik RP.
Kasat Narkoba Polres Cianjur AKP Septian Pratama di Cianjur Jumat, mengatakan rumah produksi yang dijalankan dua orang pelaku inisial RP (40) dan AK (45) warga Desa Sukajadi, Kecamatan Cibinong sudah berjalan sejak dua bulan terakhir dengan total produksi sebanyak 10 kilogram sinte seharga Rp1,5 miliar.
"Terakhir pelaku memproduksi Sinte pesanan dari bandar dan pemodal dari luar kota, dimana dari 1 kilogram Sinte dijual Rp150 juta. Karema itu kasusnya akan terus dikembangkan guna membongkar dan menangkap jaringan besarnya termasuk bandar dan pemodalnya," kata Septian.
Dia menjelaskan hasil produksi Sinte dijual dan diedarkan di Cianjur, Jakarta dan sejumlah wilayah lainnya di Jawa Barat dimana pelaku menyerahkan hasil produksi ke bandar dan pemodal di luar kota.
"Kita kembangkan sampai bandar besar dan pemodal-nya tertangkap karena keterangan pelaku selama ini mendapat pasokan dan modal dari luar kota Cianjur," katanya.
Sebelumnya Satnarkoba Kepolisian Resort Cianjur, membongkar produksi rumahan narkoba jenis tembakau sintetis di Kecamatan Cibinong dengan menangkap dua orang pelaku RP (40) dan AK (45).
Terungkapnya produksi rumahan narkoba itu, berawal dari laporan masyarakat yang curiga dengan aktivitas di salah satu rumah warga yang bekerja sebagai anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS).
Petugas langsung disebar ke lokasi untuk melakukan penggeledahan dan penangkapan terhadap pelaku RP dan AK warga Kampung Angkola, Desa Sukajadi, Kecamatan Cibinong di rumah tinggal sekaligus tempat produksi Sinte.
Saat dilakukan penggeledahan petugas menemukan berbagai barang bukti mulai dari sisa Sinte seberat 60 gram, dan berbagai macam alat untuk memproduksi tembakau sintetis.
Selama dua bulan terakhir kedua pelaku sudah memproduksi sekitar 10 kilogram Sinte dengan nilai jual Rp1,5 miliar atau per kilogram dijual Rp150 juta, namun sebagian besar sudah diedarkan dan tersisa 60 gram yang diamankan sebagai barang bukti yang disimpan di dalam tas milik RP.