Mamuju (ANTARA Sulsel) - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Hizbut Tahrir Indonedia (HTI) menyebutkan, jaringan "Islamic State of Iraq and Syria" (ISIS) patut diwaspadai karena jaringan itu tak memenuhi secara kenabian sebagaimana yang dilakukan Nabi Muhammad SAW.

Hal ini diungkapkan Ketua DPD UU Hizbut Tahrit Indonesia Wilayah Sulawesi Selatan dan Barat, Musdalfah Ali Sulaiman saat menghadiri Halalbihalal HTI Mamuju di salah satu hotel di daerah ini, Minggu.

Menurut dia, meskipun juga berstatus sebagai gerakan khilafah maka HTI sangat jauh berbeda dengan ISIS yang mengklaim diri merupakan gerakan khilafah.

Ia menyebutkan, kekhilafaan yang diproklamirkan oleh ISIS tidak memenuhi secara kenabian seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

"Gerakan Khilafah ISIS merupakan gerakan yang disusupi oleh pihak lain dengan tujuan menegakkan syariat Islam dengan memakai unsur kekerasan yang dilengkapi persenjataan," katanya.

Musdalfah mengakui, HTI sangat mendukung sepenuhnya ormas-ormas Islam dan gerakan khilafah lainnya dalam menegakkan syariat Islam. Namun, jika berbau kekerasan yang menyimpang dari ajaran Islam dan sunnah rasul, maka HTI tidak menyetujui gerakan tersebut.

"Kami mendukung ormas manapun jika penerapan syariat Islamnya tidak memakai kekerasan, jika menyimpang maka jelas HTI tidak akan ikut," ujar Musdalifah.

Dengan maraknya isu pergerakan ISIS yang sudah merebak disejumlah daerah, maka ia meminta kepada pihak TNI-Polri untuk proaktif mengantisipasi gerakan ini.

Ia pun mengatakan, bukan tidak mungkin ISIS bisa masuk di Sulbar.

"TNI-Polri harus pro aktif terhadap gerakan ini. Sebab hal ini jelas bukan gerakan khilafah sehingga wajar dilawan. Kalau Sulbar bukan tidak mungkin bisa dimasuki jika tak diantisipasi dengan baik," ujarnya. Adi Lazuardi

Pewarta : Aco Ahmad
Editor :
Copyright © ANTARA 2024