Makassar (ANTARA Sulsel) - Pekan Olahraga Daerah (Porda) XV akan berlangsung di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, 9-16 September 2014. Itu artinya waktu yang tersisa menuju ajang olahraga terbesar se-Sulsel itu tinggal menyisakan kurang lebih sebulan.

Melihat penyelenggaraan yang semakin dekat, Pemerintah Kabupaten Bantaeng selaku tuan rumah Porda 2014 justru masih harus dipusingkan dengan belum lengkapnya sarana dan prasarana pertandingan. Beberapa venue cabang olahraga khususnya panjat tebing bahkan masih dalam pengerjaaan dan belum bisa dipastikan apakah bisa selesaikan tepat waktu atau tidak.

Kondisi itu semakin dipersulit dengan keputusan tim pekerja venue panjat tebing untuk nomor boulder yang sempat menolak melanjutkan pembangunan karena uang panjar (DP) yang dijanjikan sebesar 20 persen belum diterima dari pihak Pemkab Bantaeng.

Persoalan yang harus dihadapi tuan rumah tidak sampai di situ. Pihak penyeleggara juga harus memutar otak setelah venue panjat tebing kategori "speed" yang sudah dibangun dari anggaran APBD, ternyata tidak bisa digunakan karena tidak sesuai dengan standar keselamatan.

Parahnya, untuk membangun venue speed justru harus membutuhkan waktu yang tidak lama. Kondisi itu tentu membuat cabang olahraga ini terancam batal dipertandingkan di Porda 2014.

Technical Delegate Panjat Tebing Porda Armansyah, mengatakan pihaknya menawarkan dua opsi agar cabang olahraga panjat tebing kategori speed tetap bisa dipertandingkan. Opsi pertama yakni dengan melakukan renovasi atau membuat ulang arena panjat dinding. Untuk opsi ini diperkiarakan menelan biaya Rp200 juta.

Sementara opsi kedua yakni mengganti bahan fiber dengan multiplex berukuran 8mm. Pihaknya juga tidak mempersoalkan mengurangi ketinggian arena dari yang sebelumnya direncanakan setinggi 22 meter menjadi 15 meter saja.

opsi-opsi itu pada dasarnya sudah disampaikan ke pihak penyelenggara porda dalam hal ini Dispora Kabupaten Bantaeng. Pihaknya juga berencana mengunjungi Kabupaten Bantaeng dan bertemu Wakil Bupati Bantaeng selaku Ketua Panitia Porda.

"Untuk opsi pertama memang lebih sulit karena terkendala waktu pengerjaan. Sebaliknya untuk opsi kedua, kami optimistis bisa menyelesaikan paling lambat dua minggu ke depan," katanya.

Ketua Bidang Pembinaan Prestasi KONI Sulsel Nukhrawi Nawir, mengatakan proses pembangunan venue pertandingan cabang olahraga panjat tebing yang sempat terhenti akibat persoalan anggaran kini kembali dilanjutkan agar bisa digunakan di Porda 2014.

Kepastian lanjutan pembangunan venue panjat tebing, kata dia dilaporkan langsung Sekretaris Panitia Porda Halim serta Ketua Pengprov Fedarasi Panjat Tebing Sulsel (FPTI) Sulsel Baco Ahmad.

"Dari laporan dari pak Halim selaku sekretaris panitia Porda menyebutkan seluruh venue dalam tahap perampungan. Kami berharap venue panjat tebing baik boulder atau speed itu bisa diselesaikan sebelum pelaksanaan," ujarnya.

Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sulsel juga menegaskan lokasi pertandingan panjat tebing Porda tidak bisa dipindahkan ke daerah lain karena tidak adanya kesepakatan awal dari pihak penyelenggara.

Pada pelaksanaan Porda Pangkep 2010, kata dia, cabang dayung memang bisa dilaksanakan di Danau Tanjung Bunga Makassar. Sebab pihak tuan rumah dan seluruh peserta porda sudah ada kesepakatan awal. Pihaknya juga memahami karena di Kabupaten Pangkep memang tidak ada lintasan dayung yang representatif.

"Jika tidak bisa menyiapkan hingga batas waktu yang ditetapkan, maka terpaksa cabang olahraga itu tidak dipertandingkan. Pemkab Bantaeng tidak bisa memindahkan lokasinya ke daerah lain karena tidak ada pembicaraan awal," katanya.

Selain panjat tebing, pihak penyelenggara juga masih menunggu peralatan dari sejumlah cabang olahraga seperti dayung, renang dan senam.

Ketua KONI Bantaeng Ahmad Karim, mengatakan pihaknya juga masih membutuhkan beberapa peralatan seperti pembatas antarlintasan cabang olahraga renang dan dayung serta peralatan senam yang memang tidak ada di Bantaeng.

Untuk peralatan pendukung, kata dia, Kabupaten Bantaeng memang tidak memiliki sehingga harus meminjam dari pengprov cabang olahraga masing-masing.

"Kami ingin semua venue bisa dilengkapi agar bisa lebih fokus memikirkan hal yang lain. Untuk venue seperti kolam renang dan arena dayung sudah kita siapkan dan tinggal dilengkapi. Kami berupaya menyelesikan lebah awal agar bisa diuji coba," katanya.

Penginapan saling berdekatan

Sejumlah kontingen meminta pihak tuan rumah menyiapkan penginapan yang saling berdekatan atau tidak berpencar sehingga tidak merepotkan saat pelaksanaan ajang olahraga empat tahunan tersebut.

Setiap daerah pada umumnya tidak keberatan ditempatkan di rumah warga, asal tidak berjauhan antara yang satu dengan yang lain. Pihak tuan rumah memahami keinginan itu dan terus berupaya mencari solusi terbaik atas permasalahan tersebut.

Ketua KONI Bantaeng mengatakan memang sulit jika satu kontingen justru berjauhan jarak penginapannya. Apalagi saat pembagian konsumsi yang tentu akan merepotkan. Pihaknya akan mencari solusi atas masalah itu.

Pada pelaksanaan Porda XIV Pangkep 2010, ada beberapa kontingen yang penginapannya memang terpisah jauh antara satu dan yang lain. Akibatnya ketua kontingen atau penanggung jawab merasa kesulitan karena harus mengirimkan konsumsi ke daerah yang ditempati atlet.

Kontingen juga kesulitan memantau seluruh atlet karena jarak penginapan atlet yang satu dan yang lain memang cukup berjauhan. Bahkan, ada beberapa daerah yang terpisah puluhan kilometer jaraknya.

"Ini yang kita pikirkan solusinya. Kami juga optimistis bisa mencari solusi terbaik, apalagi permukiman di Kabupaten Banteng tidak terlalu berjauhan," katanya.

Selain menyiapkan rumah warga, Pemkab Banteng juga telah membangun wisma atlet yang bisa menampung hingga ribuan atlet. Wisma atau rusunawa itu juga sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas dan siap ditempati. Kaswir

Pewarta : Abd Kadir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024