Mamuju (ANTARA Sulbar) - Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Mamuju Adnan Nota turut mengecam pergerakan Islam State of Iraq and Syria (ISIS) yang saat ini menjadi trend isu di tanah Air.

"Kami pasti tidak sepakat dengan pergerakan ISIS sehingga harus dilakukan langkah antisipasi agar organisasi itu tidak merebak ke masyarakat," kata Adnan Nota di Mamuju, Kamis.

Adnan yang juga tokoh Nahdatul Ulama (NU) menyampaikan, gerakan ISIS tidak berlandaskan kepada khilafah fungsional melainkan kekerasan separatis.

Dengan dasar itu, kata dia, dirinya dan ormas Islam di Indonesia turut mengancam karena bisa merongrong keutuhan NKRI yang berideologi Pancasila.

"Jika ISIS berkembang di Indonesia,secara perlahan sistem demokrasi akan punah. Mereka ini bukan khalifah fungsional melainkan anarkisme separatis dalam ambisi merebut kekuasaan. Inikan bahaya bagi utuhnya NKRI dan tidak boleh dibiarkan," jelasnya.

Adnan menambahkan, perlu secara menyeluruh memandang pergerakan ISIS yang mengklaim sebagai gerakan khilafah. Penerapan syariat Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan dalam konteks kemanusiaan.

"Intinya harus kita redam dan mutlak harus ditolak. Hal inilah yang harus dipahami masyarakat khusunya ummat Islam agar tidak mudah terpengaruh. Mana ada syariat Islam yang mengajarkan kekerasan dalam konteks kemanusiaan. Ini yang perlu dipandang lebih jauh oleh masyarakat agar tidak mudah terpengaruh oleh gerakan ISIS ini," ungkapnya.

Tindakan pencegahan masuknya pengaruh ISIS di Indonesia kata Adnan, maka harus dimulai dari penguatan akidah generasi muda yang rentan terhadap doktrin.

"Mempertahankan kearifan lokal dan budaya serta kesatuan secarah menyeluruh yang harus tetap dijaga antar ummat beragama khusunya sesama muslim. Generasi kita paling rentan terhadap doktrin, ini yang harus kita tindak lebih dulu dengan menguatkan akidah mereka. Kearifan lokal harus dipertahankan dan kesatuan sesama muslim harus tetap dijaga," ucapnya. Agus Setiawan

Pewarta : Aco Ahmad
Editor :
Copyright © ANTARA 2024