Manado (ANTARA Sulsel) - Penyaluran kredit perbankan di Sulawesi Utara (Sulut) untuk industri pengolahan per akhir Juli 2014 mencapai Rp666,05 miliar atau meningkat 29 persen dibanding posisi yang sama tahun 2013.  
"Realisasi kredit perbankan untuk industri pengolahan pada Juli 2014 sebesar Rp666,05 miliar atau naik 29 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp516,31 miliar," kata Kepala Kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulut, Luctor Tapiheru di Manado, Senin.

Namun, katanya, jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya sedikit mengalami penurunan namun tidak signifikan, hanya 0,84 persen dari Rp671,67 miliar pada Juni 2014 menjadi Rp666,05 pada Juli 2014.

Peningkatan penyaluran kredit perbankan ke industri pengolahan merupakan wujud perhatian perbankan di daerah itu terhadap sektor produktif khususnya usaha mikro dan kecil.

"Sebagian industri pengolahan yang ada di Sulut merupakan usaha mikro dan kecil bergerak di sektor pangan. Jumlah mereka terus bertambah dari tahun ke tahun dan ini bisa terwujud karena adanya dukungan permodalan dari perbankan," ungkap Luctor.

Perbankan di Sulut menjadikan industri pengolahan sebagai salah satu pasar potensial yang terlihat dari realisasi kredit ke sektor itu yang terlihat cenderung meningkat sejak tahun2013 hingga tahun 2014.

Kepala Bidang Fasilitasi Indusri Kecil Menengah Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut, Alwy Pontoh mengatakan kendati kredit ke sektor industri pengolahan mengalami peningkatan tetapi perlu terus diperbesar.

"Masih banyak pelaku industri belum terjangkau bank, karena itu alokasi kredit ke industri pengolahan perlu terus diperbesar," kata Alwy. A. Salim

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor :
Copyright © ANTARA 2024