Makassar (ANTARA Sulsel) - Direktur Eksekutif Yayasan Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia (BaKTI) Caroline Tumapahu mengatakan, pihaknya akan fokus pada penguatan kapasitas perempuan yang duduk di kursi parlemen dan mengembangkan unit bisnis mandiri BaKTI.
"Kedua hal ini sangat penting dalam penguatan SDM perempuan parlemen dan untuk pengembangan unit bisnis mandiri BaKTI bertujuan menopang pembiayaan kegiatan BaKTI," ujar Caroline pada ulang tahun ke-10 BaKTI di Makassar, Selasa.
HUT BaKTI dihadiri perwakilan dari dua belas provinsi di Papua, Nusa Tenggara dan Sulawesi.
Caroline menjelaskan bahwa perjalanan sepuluh tahun BaKTI berpedoman pada tiga prinsip utama yakni berbagi jaringan pengetahuan, media dan kegiatan.
Dengan ketiga prinsip itu, lanjut dia, BaKTI mampu meraih pencapaian yang cukup besar dari tahun ke tahun.
Caroline menjelaskan. Kawasan Timur Indonesia (KTI) memiliki kekayaan sumber daya alam sehingga dengan setiap program yang dicanangkan oleh BaKTI diharapkan mampu menjadikan Kawasan Timur Indonesia (KTI) menjadi daerah yang kaya, tangguh dan inspiratif.
"KTI harus mampu melakukan praktek cerdas dan aktif dalam berpromosi di daerah-daerah yang memiliki potensi," ujarnya,
Menurut Caroline pertukaran pengetahuan dari dari daerah yang satu dengan yang lain dalam lingkup KTI adalah salah satu dari wujud nyata praktik cerdas untuk tidak memfokuskan pada ketertinggalan dengan memprogramkan ekonomi kompetitif, pengembangan Iptek dan juga pertukaran pengetahuan.
Acara yang berformat presentasi ini menghadirkan figur dari berbagai kalangan baik ekonomi, politik, komedian, seni budaya, pendidikan hingga pengusaha muda Indonesia.
Hal yang sama juga disampaikan oleh pakar ekonomi Unhas, Profesor Dr Halide. Dia mengatakan aktifitas BaKTI yang terfokus pada tiga prinsip dari BaKTI harus dikembangkan untuk pembangunan di KTI. Zita Meirina
"Kedua hal ini sangat penting dalam penguatan SDM perempuan parlemen dan untuk pengembangan unit bisnis mandiri BaKTI bertujuan menopang pembiayaan kegiatan BaKTI," ujar Caroline pada ulang tahun ke-10 BaKTI di Makassar, Selasa.
HUT BaKTI dihadiri perwakilan dari dua belas provinsi di Papua, Nusa Tenggara dan Sulawesi.
Caroline menjelaskan bahwa perjalanan sepuluh tahun BaKTI berpedoman pada tiga prinsip utama yakni berbagi jaringan pengetahuan, media dan kegiatan.
Dengan ketiga prinsip itu, lanjut dia, BaKTI mampu meraih pencapaian yang cukup besar dari tahun ke tahun.
Caroline menjelaskan. Kawasan Timur Indonesia (KTI) memiliki kekayaan sumber daya alam sehingga dengan setiap program yang dicanangkan oleh BaKTI diharapkan mampu menjadikan Kawasan Timur Indonesia (KTI) menjadi daerah yang kaya, tangguh dan inspiratif.
"KTI harus mampu melakukan praktek cerdas dan aktif dalam berpromosi di daerah-daerah yang memiliki potensi," ujarnya,
Menurut Caroline pertukaran pengetahuan dari dari daerah yang satu dengan yang lain dalam lingkup KTI adalah salah satu dari wujud nyata praktik cerdas untuk tidak memfokuskan pada ketertinggalan dengan memprogramkan ekonomi kompetitif, pengembangan Iptek dan juga pertukaran pengetahuan.
Acara yang berformat presentasi ini menghadirkan figur dari berbagai kalangan baik ekonomi, politik, komedian, seni budaya, pendidikan hingga pengusaha muda Indonesia.
Hal yang sama juga disampaikan oleh pakar ekonomi Unhas, Profesor Dr Halide. Dia mengatakan aktifitas BaKTI yang terfokus pada tiga prinsip dari BaKTI harus dikembangkan untuk pembangunan di KTI. Zita Meirina