Makassar (ANTARA Sulsel) - Terumbu karang di kawasan ekoregion Sulawesi - Maluku rusak berat, bahkan saat ini lebih dari 50 persen terumbu karang di kawasan tersebut terindikasi mengalami kerusakan.

"Di beberapa daerah di Sulawesi dan Maluku terdapat beberapa kawasan yang terindikasi sudah tercemar di antaranya di Kawasan Pantai di Sulawesi Utara dan di Teluk Ambon," kata Kepala Pusat Pengelolaan Ekoregion (PPE) Sulawesi-Maluku Darhamyah di Makassar, Kamis.

Menurut Darhamsyah, faktor penyebab rusaknya terumbu karang ini antara lain penangkapan ikan secara destruktif, banyaknya kegiatan dmestik yang membuang limbah langsung ke laut, dan reklamasi yang tidak memperhatikan dampak lingkungan.

Hal senada disampaikan oleh Kabid Bidang Pengendalian Ruang dan Sumber Daya Alam PPE Sulawesi Maluku Muh. Nur, ia bahkan mengatakan saat ini terumbu karang yang masih dalam kondisi baik di kawasan Sulawesi Maluku hanya tersisa kurang lebih 25 persen.

Muh Nur mengatakan faktor penyebab terbesar kerusakan terumbu karang adalah praktek penangkapan ikan secara destruktif.

"Penggunaan bom dan racun untuk menangkap ikan adalah penyebab utama kerusakan tersebut, persentasenya mencapai 80 persen untuk kawasan ekoregion Sulawesi Maluku" ujarnya.

Menurut Muh Nur PPE Sulawesi Maluku telah melakukan berbagai upaya untuk melestarikan terumbu karang, diantaranya dengan melaksanakan program Pulau-pulau Kecil Bersih dan Sehat.

"Program tersebut telah kami laksanakan sejak dua tahun terakhir, dengan pilot project di Pulau Barang Lompo dan Pulau Badi, Kepulauan Spermonde, Makassar" katanya.

Dalam program tersebut, lanjutnya, masyarakat didampingi dan dibina mengenai bagaimana mengendalikan limbah rumah tangga di pulau-pulau kecil.

"Selain itu kami juga melakukan pemulihan terumbu karang dengan melibatkan partisipasi masyarakat untuk menanam terumbu karang," katanya. Farochah

Pewarta : Nurhaya J Panga
Editor :
Copyright © ANTARA 2024