Makassar (ANTARA Sulsel) - Wakil Menteri Keuangan Prof Bambang Brodjonegoro menilai masyarakat Indonesia mampu menghasilkan produk olahan untuk ekspor, bukan sekedar bahan baku saja.

"Sebenarnya masyarakat mampu menghasilkan komoditi olahan, bukan hanya menjual komoditi bahan baku yang nilai pasarannya rendah," kata Bambang di sela-sela rangkaian kegiatan Dies Natalis Fakultas Ekonomi ke-66, Universitas Hasanuddin di Makassar, Rabu.

Menurut dia, salah satu komoditi andalan yang dapat diolah adalah coklat yang sebagian besar produksinya berasal dari Sulsel.

Karena itu, lanjut dia, masyarakat khususnya pengelola pertanian dan tambak agar mampu mengolah produksinya menjadi bahan baku setengah jadi atau bahan jadi.

"Jadi kelau selama ini, sebagian besar masyarakat hanya mengirim bahan baku, tanpa diolah terlebih dahulu, sehingga nilai jualnya rendah di luar negeri," ungkapnya.

Sebagai gambaran, Sulsel merupakan penghasil kakao terbesar di Indonesia, namun rata-rata petani kakao cenderung menjual biji kakaonya langsung ke pihak luar, padahal biji kakao itu masih dapat diolah.

Berkaitan dengan hal tersebut, dia mengimbau masyarakat dapat memotivasi diri menghasilkan komoditas yang mampu memberikan nilai jual lebih.

Mengenai harga kakao, diakui berfluktuasi di pasar mancanegara, sehingga kerap menimbulkan kerugian bagi pihak pengekspor maupun petani. Kondisi itu, turut dipengaruhi dengan jumlah kebutuhan di pasaran.
Ridwan Ch

Pewarta : Suriani Mappong
Editor :
Copyright © ANTARA 2024