Pasangkayu, Sulbar (ANTARA Sulbar) - Keluarga RD yang menjadi terduga terorisme yang ditangkap oleh Kepolisian Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror di salah satu rumah kontraknya di Jalan Nangka, Kecamatan Pasangkayu ibukota Kabupaten Mamuju Utara (Matra), Sulawesi Barat, menutup diri dan menghindari buruan dari sejumlah wartawan yang ada di daerah tersebut.

Pemantauan Antara di Pasangkayu, Senin, keluarga RD memilih menutup diri setelah proses penangkapan RD yang diduga terlibat jaringan Santoso yang saat ini menjadi aktor terorisme paling dicari-cari di negara ini.

Rumah kontrakan sederhana berukuran kecil dengan atap rumbia berdinding papan itu, kini mendapat perhatian serius dari aparat kepolisian dan juga menyita perhatian warga setempat.

Bahkan, rumah kontrakan berwarna biru tersebut kini terlihat sepi. Apalagi istri RD yang sedang hamil itu memilih diam dan menghindari sorotan kamera wartawan.

Muhammad Akher yang menjadi tetangga RD mengemukakan, sosok Rudi tertutup dan bahkan tidak pernah membangun komunikasi dengan warga sekitar.

"Terduga teroris RD terlihat saat ketika akan ke masjid untuk melaksanakan shalat. Komunikasi dengan tetangganya juga jarang lantaran RD sering meninggalkan rumah kontrakannya. Pokoknya, hanya istri RD yang sering ada di rumah," kata Akher.

Akher menuturkan RD diketahui sering keluar daerah atau ke Kota Palu, sementara istrinya tetap ada di rumah kontrakannya.

"Yang kami tahu, RD sering keluar kota atau ke Palu. Warga kami tidak pernah menaruh curiga jika tetangga kami itu diduga kuat masuk jaringan terorisme," katanya.

Sementara itu, Amiruddin Kubo yang juga teman kerja istri RD mengaku kaget mendengar kabar adanya penangkapan yang dilakukan anggota Densus 88 Anti Teror itu.

"Saya kaget mendapatkan informasi ada penangkapan terduga teroris. Apalagi, istri RD juga pernah satu kantor di instansi Kesbang," jelasnya. Agus Setiawan

Pewarta : Aco Ahmad
Editor :
Copyright © ANTARA 2024