Manado (ANTARA Sulsel) - Wakil Gubernur Sulawesi Utara (Sulut,) Dr Djouhari Kansil mengajak seluruh komponen masyarakat di daerah itu tetap menjaga kelestarian habitat untuk mengurangi pemanasan global.

Para ahli cuaca internasional memperkirakan planet bumi akan mengalami kenaikan suhu rata-rata 3,50 derajat Celcius sebagai efek akumulasi penumpukan emisi gas rumah kaca di atmosfer, kata Wagub Kansil di Manado, Selasa.

Wagub mengatakan, kenaikan suhu itu dapat mendatangkan bencana, diantaranya pencairan es di kutub, perubahan pola angin, meningkatnya badai atmosferik, bertambahnya organisme penyebab penyakit, perubahan ekosistem hutan dan lainnya.

Tentunya kita tidak ingin Sulut mengambil bagian dalam merusak lingkungan, kata Wagub, dalam rangka memperingati hari Habitat Dunia tahun 2014.

Menurut Wagub Kansil, jika selama ini hutan selalu menjadi pilihan untuk menyelamatkan bumi karena kemampuannya menyerap kembali CO2, perairan laut ternyata juga memiliki daya netralisasi tidak kalah besar melalui berbagai organisme laut melimpah.

Sulut harus melestarikan potensi perairan laut tersebut. Kehidupan kita yang berada di pinggir laut betul-betul menjadi tumpuan untuk menyelamatkan bumi.

Tidak hanya ketika bicara soal dampak lingkungan dan pemanasan global, tetapi banyak hal lain termasuk menjadikan laut sebagai pilar pertumbuhan ekonomi (blue economy).

Pilihannya satu laut dan langit harus tetap biru, demi lingkungan yang tetap terjaga lestari untuk masa depan nan cerah, kata Wagub Kansil. F.C. Kuen

Pewarta : Jootje Kumajas
Editor :
Copyright © ANTARA 2024