Makassar (ANTARA Sulsel) - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sulawesi Selatan menuding para wakil rakyat yang membuat situasi politik nasional menjadi tidak menentu, telah merugikan pengusaha.

"Mereka itu (wakil rakyat) yang mempertontongkan kehebatan dan kepentingan golongannya telah membuat iklim dunia usaha semakin mengerem produksi karena terus menguatnya mata uang asing," ujar Ketua Apindo Sulsel, Latunreng di Makassar, Selasa.

Ia mengatakan, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) saat ini Rp12.200, angka tersebut dinilai Apindo Sulsel merugikan pengusaha.

Dia sendiri bersama pengusaha lainnya berharap agar pemerintah bisa memperbaiki dan memperjuangkan rate bunga, sebab jika tidak, nantinya akan merusak pangsa pasar dan citra investasi.

"Kalau investasi berkurang, kita pengusaha saja akan merem, kalau kita rem usaha baik itu industri, properti maka tenaga kerja akan berkurang, pengangguran meningkat. Ini harus diperhatikan," jelasnya.

Lebih lanjut pihaknya menjelaskan, gejolak ekonomi semakin sulit sebab tidak adanya internal yang bisa membangun pukulan politik yang baik dan menciptakan iklim usaha yang baik.

Pemerintah dan wakil rakyat yang duduk di DPR RI mereka masing-masing membangun kekuatan personal dan golongan di dunia politik. Padahal yang diharapkan dunia usaha bagaimana kekuatan pemerintah dan politik mengarah kepada ketahanan terhadap dunia usaha dan keberpihakan ke rakyat.

Latunreng kembali mengatakan, pascapilpres penurunan produksi di segala bidang, pada semester terakhir, hanya 25 persen jika dibagi empat dalam satu tahun.

Sebab, kata dia, pada awal tahun beberapa kebijakan pemerintah juga sudah tidak berpihak dengan adanya biaya kenaikan tarif dasar listrik, kenaikan elpiji, sehingga terjadi penurunan produksi.

"Awal-awal tahun itu kita sudah dihantam dengan beberapa kebijakan seperti adanya kenaikan tarif dasar listrik, elpiji. Sekarang, di triwulan tiga ini kembali lagi diperhadapkan pada situasi politik yang tidak menentu dan mempengaruhi suku bunga serta bursa saham," jelasnya.

Selain itu, pihaknya juga kembali berharap ada upaya dari pemerintah dan Bank Indonesia dalam mengendalikan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS agar tidak semakin merosot yang menyebabkan menurunnya indeks saham gabungan di Bursa Efek Indonesia (BEI). FC Kuen

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor :
Copyright © ANTARA 2024