Makassar (ANTARA Sulsel) - Pengprov Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Sulawesi Selatan mengakui hingga kini belum mempunyai wasit berlisensi nasional untuk bertugas dalam kejuaraan nasional.

Ketua Harian Percasi Sulsel Prof Wasir thalib di Makassar, Rabu, mengatakan baru memiliki puluhan wasit dengan status Wasit Nasional Percasi (WNP) yang baru bisa memimpin pertandingan dikejuaraan daerah termasuk Pekan Olahraga Daerah (Porda) di Sulsel.

"Untuk mendapatkan lisensi wasit nasional (WN), wasit dengan status WNP masih harus mengikuti satu kali kursus. Kita tentu memiliki rencana mengikutkan wasit kita pada pelatihan atau kursus wasit kedepan," jelasnya.

Berhubung tidak memiliki wasit dengan standar nasional, maka Sulsel dipastikan tidak melibatkan wasitnya pada kejuaraan nasional di Makassar, Sulsel, 12-21 November 2014.

Pengprov percasi Sulsel sebagai penyelenggara kejurnas juga harus mendatangkan sekira 40 wasit dari Jakarta untuk bertugas di kejurnas Makassar 2014.

"Kita akan mendatangkan wasit sekitar 40 orang untuk memimpin pertandingan. Kita juga terus berupaya menyiapkan anggaran untuk membayar biaya wasit selama pelaksanaan,"katanya.

Pengprov Percasi Sulsel hingga kini terus berupaya menjalin komunikasi dengan beberapa pihak baik dari swasta atau BUMN yang dianggap berpotensi membantu menyiapkan anggaran yang dibutuhkan. Apalagi anggaran yang dibutuhkan untuk melaksanakan ajang yang sebelumnya direncanakan Juni 2014 itu memang cukup besar.

Selain mencari sponsor, pihak penyelenggara juga telah menyiapkan berbagai upaya dalam penghematan anggaran pada beberapa item seperti halnya pengadaan peralatan dengan cara meminjam.

Untuk anggaran pembelian papan dan jam catur yang membutuhkan biaya yang diperkiarakan sebesar Rp1 miliar, kata dia, akan diantisipasi dengan cara meminjam dari PB Percasi. Jika hanya meminjam, kata dia, maka pihaknya paling besar hanya mengeluarkan anggaran Rp10 juta sebagai biaya pengiriman dan perawatan.

Khusus perlengkapan pertandingan seperti jam catur, pihaknya memperkirakan membutuhkan sebanyak 600 buah dengan harga sekitar Rp1,5 juta perbuah.

Selain penghematan sarana dan prasarana, pihaknya juga akan berupaya melakukan pemangkasan anggaran untuk akomdasi dan konsumsi. Untuk akomodasi, dirinya cukup yakin bisa terbantu karena akan menggunakan Asrama Haji Sudiang.

Begitu pun dengan anggaran konsumsi, lanjut dia, pihak penyelenggara juga optimistis bisa dipangkas dari harga yang diperkirakan sebelumnya. J Suswanto

Pewarta : Abd Kadir
Editor :
Copyright © ANTARA 2024