Mamuju (ANTARA Sulbar) - Petani cengkih di Kecamatan Sendana Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat yang mengalami kerugian bersyukur karena hujan telah turun setelah dua bulan sebelumnya kemarau melanda.

"Kami sangat bersyukur hujan telah turun di Majene, itu artinya tanaman cengkih kami akan kembali membaik setelah sebagian besar telah rusak akibat kemarau," kata Madi salah seorang petani cengkih di Mamuju, Rabu.

Ia mengatakan, sebelumnya ratusan petani yang memiliki ratusan hektare tanaman cengkih di Kecamatan Sendana Kabupaten Majene risau karena kemarau yang tak kunjung berakhir selama dua bulan terakhir.

Menurut dia, petani cengkih yang tanamannya dirusak kemarau mengalami kerugian, karena tanaman cengkih banyak yang mati akibat kemarau, tanaman cengkih petani tidak dapat lagi dipanen karena kekeringan.

"Tanaman cengkih petani Majene setiap pohonnya mampu menghasilkan 60 kilogram cengkih ketika dipanen, sehingga tanaman cengkih petani mampu menghasilkan Rp7,200,000," katanya.

Ia mengatakan, setiap kilogram cengkih dijual kepada pedagang pengumpul Rp120,000, sehingga petani yang tanamannya cengkihnya rusak hingga puluhan pohon akan dapat mengalami kerugian ratusan juta, ini sangat memprihatinkan bagi petani.

Menurut dia, petani sebelumnya berusaha mengantisipasi ancaman kemarau dengan menyiram air tanaman cengkihnya, namun kemarau tetap merusak tanaman mereka.

"Petani harus membawa air yang diambil dari sungai untuk menyiram tanaman cengkihnya menggunakan jerigen dengan berjalan hingga beberapa kilometerkaki sambil mendaki bukti karena tanaman cengkeh petani umumnya berada di atas bukit," katanya.

Ia mengatakan, antisipasi itu harus dilakukan kalau tidak ingin tanaman cengkihnya menjadi kekeringan akibat kemarau, namun akhirnya usaha itu tidak maksimal dan banyak tanaman cengkih petani yang mati.

Ia berharap pemerintah membantu petani yang mengalami kerugian akibat tanamannya dirusak kemarau, baik permodalan maupun bibit menanam cengkih kembali. Agus Setiawan

Pewarta : M Faisal Hanapi
Editor :
Copyright © ANTARA 2024