Mamuju (ANTARA Sulbar) - Harga kakao petani di Kecamatan Aralle Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat mengalami kenaikan sejak satu bulan terakhir sekitar 30 persen.

"Sejak sebulan terakhir petani kakao di Mamasa naik sekitar 30 persen," kata Nurdin, salah seorang petani kakao di Mamasa, Kamis.

Ia mengatakan, petani kakao di Mamasa pada bulan sebelumnya menjual kakaonya kepada pedagang pengumpul dengan harga Rp16,000 perkilogram namun kini naik menjadi Rp22,000 perkilogram.

Menurut dia, naiknya harga kakao petani yang ditetapkan pedagang pengumpul karena hasil produksi tanaman kakao petani menurun.

"Kalau hasil produksi kakao turun maka harganya akan naik, sebaliknya kalau produksi tinggi maka harga kakao justru turun, itulah yang dirasakan petani selama ini," katanya.

Ia mengatakan, meskipun harga kakao naik namun petani merasa tidak diuntungkan karena hama penyakit menyerang tanaman kakao, sehingga produksi kakao petani turun.

"Hama penggerek buah kakao (PBK) menyerang tanaman petani, sehingga produksinya sedikit sementara tidak ada antisipasi yang dapat dilakukan petani," katanya.

Ia berharap pemerintah dapat memberikan bantuan dengan memaksimalkan tugas penyuluh untuk membantu petani dalam mengantisipasi hama.

Selain itu kata dia, juga menjamin ketersediaan pupuk kakao agar dapat dimanfaatkan petani mengatasi hama.

"Kekurangan pupuk menjadi kendala selain hama inilah yang mesti menjadi perhatian pemerintah, agar kakao menjanjikan bagi petani dikelola dalam rangka meningkatkan kesejahteraannya," katanya. Agus Setiawan

Pewarta : M Faisal Hanapi
Editor :
Copyright © ANTARA 2024