Matra, Sulbar (ANTARA Sulbar) - Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada tingkat pengecer di wilayah Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat, naik signifikan hingga tembus harga Rp.20.000 dalam satu botolan dampak sulitnya pasokan yang diterima oleh SPBU setempat.

"Pasokan BBM jenis Premium sejak sepekan terakhir semakin sulit didapatkan, termasuk pada level pedagang pengecer. Kalau pun ada pasokan premium terjual, maka harganya pasti mahal," kata Idil Fitri salah seorang warga Pasangkayu di Matra, Rabu.

Menurutnya, pedagang pengecer menjual mahal BBM semenjak pasokan yang masuk ke daerah penghasil komoditi sawit itu turun.

Krisis BBM yang terjadi di Matra cukup mengejutkan karena kabupaten lain seperti di Mamuju Tengah dan Kabupaten Mamuju cukup tersedia.

Ia menduga, krisis pasokan BBM yang melanda daerah Matra sejak sepekan akibat adanya oknum yang melakukan penimbunan seiring isu adanya kenaikan bahan bakar hingga 30 persen.

Belum lagi kata dia, adanya oknum di SPBU Pasangkayu yang diduga kerap menjual bebas BBM bersubsidi untuk dijual kepada pengepul maupun industri.

"Petugas SPBU Pasangkayu kerap menjual borongan kepada pedagang pengepul dengan menggunakan ratusan jergen. Tidak heran, jika pasokan di SPBU itu langsung ludes terjual," ungkapnya.

Karena itu kata dia, pemerintah daerah harusnya bersikap tegas untuk memberikan sangsi tegas kepada oknum yang menyalahgunakan pemanfaatan BBM dan bila terbukti maka harus ditindak dengan cara mencabut perizinan atas hak usahanya.

"Pasokan BBM merupakan kebutuhan vital bagi masyarakat untuk mendukung ekonomi masyarakat. Makanya, oknum yang melakukan penimbunan harus ditindak tegas karena itu murni pelanggaran pidana,"tegas Idil.

Akibat krisis BBM di Matra ini juga berdampak buruk pada aktivitas warga menjadi terhambat sehingga harus menjadi perhatian pemerintah daerah.

Atas kondisi tersebut Politisi PDIP, Rayu anggota DPRD Sulbar ditemui saat berkunjung ke Matra melakukan reses mengherankan ada kondisi tersebut, sebab menurutnya jatah pasokan BBM Matra itu lebih dari kebutuhan dan dipastikan ada sisa.

"Saya curiga ada penimbunan, bagaimana mungkin ada kelangkaan sedangkan pasokan BBM di Matra itu jatahnya lebih, sebaiknya pemerintah setempat melakukan sidak dan pengawalan terhadap SPBU," jelasnya.

Terkait adanya pembelian dengan jarigen itu bisa dipertimbangankan jika kondisinya jauh seperti untuk nelayan tidak mungkin mereka mengangkat perahunya ke SPBU membeli bensin, ujar Rayu.

Pembelian menggunakan jergen kata dia, sah-sah saja sepanjang memenuhi syarat seperti mengantongi ijin dari minimal kepala desa/lurah dan mendapatkan rekomendasi dari Dinas ESDM.  Agus Setiawan

Pewarta : Aco Ahmad
Editor :
Copyright © ANTARA 2024