Timika (ANTARA Sulsel) - Tokoh masyarakat Mimika, Abraham Timang mendukung penuh langkah Bupati Eltinus Omaleng menjajaki peluang investasi sejumlah pengusaha asal Tiongkok, terutama dalam hal pengelolaan material pasir sisa tambang (sirsat) alias tailing PT Freeport Indonesia yang diendapkan di wilayah dataran rendah Mimika.

"Masyarakat Mimika tentu sangat mendukung jika pemerintah daerah berani mengundang investor luar negeri untuk datang mengelola tailing sehingga limbah sisa pembuangan Freeport itu bisa berdaya guna dan memberikan manfaat untuk kepentingan pembangunan daerah dan masyarakat Mimika," kata Abraham kepada Antara di Timika, Rabu.

Abraham menegaskan hal itu menanggapi rencana Bupati Mimika, Eltinus Omaleng yang akan melakukan kegiatan studi banding ke Tiongkok untuk melihat salah satu perusahaan di Negeri Tirai Bambu itu yang dinilai berhasil dalam mengembangkan teknologi pengelolaan tailing tanpa mencemari atau merusak lingkungan.

Kegiatan Studi Banding Bupati Mimika, Eltinus Omaleng ke Tiongkok direncanakan berlangsung mulai Jumat (14/11). Dalam kegiatan tersebut, Bupati Omaleng membawa serta sejumlah tokoh masyarakat Suku Amungme dan staf PT Freeport Indonesia.

Abraham mengatakan bahwa keberadaan tailing PT Freeport Indonesia di wilayah dataran rendah Mimika selama ini belum dioptimalkan untuk dapat memberikan manfaat ekonomi bagi pemerintah daerah maupun masyarakat asli di wilayah itu.

Dampak dari meningkatnya produksi PT Freeport Indonesia, sementara di sisi lain tingkat pemanfaatan pasir tailing yang sangat rendah menyebabkan terjadi pendangkalan muara sungai di sepanjang wilayah pesisir timur Mimika. Hal itu juga berimbas pada masalah transportasi masyarakat yang selama ini mengandalkan sarana transportasi laut atau sungai.

Abraham menyarankan agar Pemkab Mimika mengikutsertakan para tokoh masyarakat Suku Kamoro dalam setiap rencana dan kegiatan untuk pemanfaatan pasir tailing PT Freeport di wilayah dataran rendah Mimika mengingat lokasi pengendapan tailing berada di wilayah ulayat masyarakat Suku Kamoro terutama Lima Desa Daskam (Koperapoka, Nawaripi, Nayaro, Tipuka dan Ayuka).

"Saran kami, jangan hanya orang Amungme yang ikut dalam kegiatan studi banding ke Tiongkok itu, tapi juga masyarakat Suku Kamoro. Keterlibatan penuh kedua suku ini sangat penting untuk mendukung program pemerintah. Jangan sampai di kemudian hari timbul masalah karena sejak awal mereka tidak pernah dilibatkan," ujar Abraham mengingatkan.

Wakil Bupati Mimika, Yohanis Bassang mengakui bahwa Bupati Eltinus Omaleng akan segera melakukan kegiatan studi banding ke Tiongkok untuk menjajaki peluang kerja sama dengan para pengusaha Negeri Tirai Bambu itu untuk mengelola tailing di Kabupaten Mimika.

"Itu sangat penting. Kalau tailing ini bisa dikelola dengan baik maka sudah tentu akan memberikan manfaat yang sangat besar bagi perekonomian daerah maupun masyarakat Mimika," jelasnya.

Beberapa tahun lalu PT Freeport Indonesia melakukan kerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk mengkaji pemanfaatan tailing sebagai bahan dasar pembuatan beton, bata, pipa, dan produk konstruksi lainnya.

Salah satu contoh proyek yang dibangun dengan konstruksi beton tailing yaitu Bandara Moses Kilangin Timika, dan sejumlah ruas jalan lingkungan di dalam Kota Timika maupun di kawasan pertambangan PT Freeport Indonesia di Tembagapura.

Bahkan mantan Gubernur Papua, Barnabas Suebu pada 2006 sempat manandatangani nota kesepahaman dengan Direktur Utama PT Freeport Indonesia saat itu, Armando Mahler tentang pemanfaatan tailing untuk proyek-proyek pembangunan di seluruh Provinsi Papua.

Namun sampai saat ini pemanfaatan tailing Freeport untuk menunjang berbagai pembangunan infrastruktur di Papua terkesan belum berjalan memadai. A.F. Firman

Pewarta : Evarianus Supar
Editor :
Copyright © ANTARA 2024