Mamuju (ANTARA Sulbar) - Puluhan pelajar SMP Negeri I Pasangkayu, Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat, kondisinya masih memprihatinkan lantaran mereka harus belajar di lantai lantaran bangku yang ada di sekolah tersebut minim.

"Potret pendidikan di Mamuju Utara kembali ternoda lantaran sekolah yang berdiri megah di jantung kota Pasangkayu masih kekurangan bangkur sehingga siswa dipaksa belajar melantai," kata orang tua siswa Mirnawati di Pasangkayu, Selasa.

Menurutnya, perhatian pemerintah daerah khususnya Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Mamuju Utara patut dipertanyakan komitmennya dalam mengawal peningkatan kualitas pendidikan di daerah ini.

Karena itu, kata dia, Diknas Matra tidak bisa tutup mata dengan kondisi yang dialami para siswa yang sampai saat ini merasakan beban berat karena mereka harus belajar di lantai.

"Kondisi ini telah berlangsung lama tanpa ada perhatian dari pemerintah tanpa ada solusi yang bijak. Mestinya, persoalan ini ditenganai secepatnya karena ikut mengganggu pola belajar mengajar," ungkapnya.

Saat media massa meliput kondisi sekolah ini, malah salah seorang oknum guru mengusir wartawan yang mengabadikan potret proses belajar mengajar di sekolah ini.

"Oknum guru kembali berulah dengan mengusir teman-teman media massa yang mengabadikan gambar. Perilaku oknum guru itu elas ikut menghambat tugas-tugas jurnalis," kata Jhoni salah seorang kontributor TVRI di daerah itu.

Ia menyesalkan, sikap para guru yang arogan terhadap wartawan ini jelas merupakan pelanggaran terhadap kode etik pers karena sengaja menghalang-halangi untuk mendapatkan informasi.

Kepala SMP Negeri I Pasangkayu, Atika yang dikonfirmasi juga mengaku prihatin atas kondisi yang dialami siswanya lantaran sudah setahun harus belajar melantai.

"Saat ini kami hanya mensiasati dengan berinisiatif membuat meja mini agar siswa kami bisa belajar walaupun harus duduk di lantai. Kondisi ini sudah kami sampaikan kepihak Diknas Matra, namun sampai saat ini masih sebatas janji," katanya.

Atika berharap agar usulan pengadaan meja dan kursi bisa dipenuhi sehingga 35 siswa yang masih belajar di lantai juga bisa menikmati pendidikan seperti siswa lainnya. Agus Setiawan

Pewarta : Aco Ahmad
Editor :
Copyright © ANTARA 2024