Makassar (ANTARA Sulsel) - Ketua umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) Prof DR Budi Sulistianto mengatakan batu bara sebagai salah satu hasil tambang terbesar di Indonesia kini mengalami penuruman nilai jual di pasar global.

"Hal ini sebagai akibat resesi ekonomi Eropa dan lemahnya pertumbuhan ekonomi di Amerika," kata Budi pada Temu Profesi Tahunan (TPT) Perhapi yang ke-23 di Makassar, Senin.

Mencermati hal itu, lanjut dia, pihaknya menggelar pertemuan TPT yang sudah ada sejak tahun 1990 ini, untuk menjalin kerjasama dengan departamen perdagangan dan perindustrian.

Menurut dia, indusrti pertambangan tidak dapat berjuang sendiri tanpa bantuan dan kerjasama dari kementerian lainnya, karena itu perlu mencari benang merah dari kondisi pertambangan dalam negeri, selanjutnya berkontribusi pada masyarakat.

Ada pun tema yang diusung pada TPT ini adalah Strategi dan Kebijakan Minerba Untuk Industri Pertambangan Indonesia yang menitik beratkan strategi yang diperlukan, guna meningkatkan kembali industri pertambangan Indonesia.

"Tema ini kami pilih setelah melihat dan mempelajari kondisi pertambangan yang ada," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Panitia TPT Perhapi ke-23 Islawati Israil yang mengatakan, agenda tahunan yang telah diadakan selama dua puluh tiga tahun ini menjelaskan peran Perhapi dalam memberikan kontribusinya bagi perkembangan sektor pertambangan Indonesia.

Melalui kegiatan tersebut, diharapkan dapat menantang masyarakat pertambangan Indonesia untuk lebih berkompetensi di bidang industri.

"Pentingnya kompetensi dari masyarakat pertambangan ini, demi meningkatkan industri pertambangan di Indonesia, termasuk mewujudkan kebaikan dan nilai positif lainnya bagi masyarakat Indonesia," katanya. Agus Setiawan

Pewarta : Nurhaya j Panga
Editor :
Copyright © ANTARA 2024