Makassar (ANTARA Sulsel) - Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Makro Prudensial Bank Indonesia Dr Darsono mengatakan, resiko kredit masih terkendali meski terjadi peningkatan NPL (kredit macet) dari 1,8 pada periode 2013 menjadi 2,2 pada 2014.

"Kondisi ini dengan mencermati beberapa indikator misalnya likuiditas perbankan yang masih cukup baik, selain itu nilai NPL yang masih dibawah poin lima," kata Darsono disela-sela Seminar Riset Stabilitas Sistem Keuangan 2014 di Gedung Bank Indonesia, Makassar, Kamis.

Dia mengatakan, untuk mengantisipasi masa sulit seperti yang terjadi pada 1997 - 1998 saat krisis terjadi, lanjut dia, maka makro prudensial berperan mengantisipasi kondisi keuangan seperti itu.

Menurut dia, apabila terjadi krisis maka biayanya sangat mahal sekali. Karena itu, apabila terjadi ekspansi ekonomi yang tinggi, maka harus berjaga-jaga jika keuangan menjadi terkoreksi, seperti yang terjadi pada saat terjadi krisis ekonomi tahap pertama 1998.

"Ketika itu kondisi keuangan kita terkoreksi hingga minus 13 persen, sementara inflasi mencapai 75 persen," katanya.

Akibat kondisi tersebut, pemerintah terpaksa mengambil kebijakan "bill out" atau dana talangan lebih dari 50 persen. Untuk menghindari terjadi kondisi serupa, maka Bank Central mewajibkan lembaga keuangan menambah ekstra modal.

Selain itu, lanjut dia, harus siap menghadapi siklus keuangan sebagai interkasi antara persepsi dari harga dan resiko, pelaku terhadap resiko dan kendala pembiayaan yang diterjemahkan sebagai "boom" yang diikuti oleh "bust".

Adapun karakterisistik siklus keuangan meliputi peggunaan kredit dan harga properti. Memiliki frekuensi yang lebih rendah dibandingkan siklus bisnis tradisional.

Puncak dari siklus keuangan erat kaitannya dengan krisis keuangan. Karakteristik siklus keuangan juga dapat membantu untuk mendeteksi resiko tekanan keuangan lebih awal pada "real time". Termasuk panjang dan amplitudo dari siklus keuangan dipengaruhi oleh rezim kebijakan yang berlaku, katanya.  FC Kuen

Pewarta : Suriani Mappong
Editor :
Copyright © ANTARA 2024