Mamuju (ANTARA Sulbar) - Komitmen Pemerintah Kabupaten Mamuju Utara, Provinsi Sulawesi Barat, membangun pendidikan di wilayahnya dipertanyakan anggota DPRD Mamuju Utara, karena ada siswa yang masih belajar di lantai di Kota Pasangkayu.

"Di Kota Pasangkayu ibu kota Kabupaten Mamuju Utara ditemukan siswa di sekolah belajar di lantai tanpa memiliki kursi dan meja," kata anggota DPRD Mamuju Utara, Ikram Ibrahim di Mamuju, Kamis.

Ia mengatakan, kondisi siswa belajar di lantai ditemukan di SMP 1 Kota Pasangkayu, ditemukan setelah anggota DPRD Mamuju Utara melakukan reses memantau kondisi pendidikan di Mamuju Utara.

"Tidak selayaknya siswa belajar di lantai pada sekolah yang paling ternama di Kota Pasangkayu, ini sangat memiriskan dunia pendidikan di Mamuju Utara," katanya.

Menurut dia, apabila kondisi pendidikan memprihatinkan di wilayah perkotaan di Mamuju Utara akan lebih memprihatinkan pendidikan di wilayah desa, makanya kami pertanyakan komitmen pemerintah di Mamuju Utara membangun pendidikan.

Ia mengatakan, sekolah SMP 1 Pasangkayu tidak memiliki kursi dan meja bagi siswanya belajar, karena sekolah itu diduga menerima siswa lebih dari kapasitas yang sudah ditentukan sehingga akhirnya ada siswa belajar di lantai.

"Diduga sekolah itu menerima siswa titipan pejabat yang anaknya ingin sekolah di SMP 1 Pasangkayu, sehingga meskipun daya tampung sekolah tidak memadai tetap menerima siswa, sehingga sekolah itu tidak memiliki kursi dan meja untuk siswanya atau `Over kapasitas` ini sangat memprihatinkan bagi dunia pendidikan," katanya.

Menurut dia, kondisi pendidikan di Mamuju Utara sepertinya pemerintah juga seolah olah tidak memperhatikan dunia pendidikan, padahal pendidikan merupakan sektor utama untuk membangun bangsa di masa akan datang.

"Ini harus menjadi evaluasi pemerintah pada masa mendatang, dan dewan akan mengawal perbaikan kualitas dan mutu pendidikan di Mamuju Utara agar meningkat tanpa terjadinya hal yang dapat mencoreng dunia pendidikan," katanya. FC Kuen

Pewarta : M Faisal Hanapi
Editor :
Copyright © ANTARA 2024