Ambon (ANTARA Sulsel) - Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Wilayah IX Maluku dan Maluku Utara menyatakan keberatan Pangkalan Utama TNI-AL (Lantamal) IX tidak mempengaruhi realisasi pembangunan Jembatan Merah Putih (JMP) di Teluk Dalam Ambon.

"Pembangunannya tetap dilanjutkan dan keberatan Lantamal IX Ambon akan dikoordinasikan lintaskementerian di Jakarta pada 5 Desember 2014," kata Kepala BPJN IX Maluku dan Maluku Utara, Wahyudi Mandala Putera, di Ambon, Rabu.

Kepala BPJN IX seusai peringatan Hri Bakti ke-69 PU menyatakan hal tersebut menanggapi surat dari Lantamal IX Ambon kepada Gubernur Maluku Said Assagaff yang isinya  meminta penghentian sementara pembangunan proyek JMP.

Lantamal IX meminta pekerjaan proyek JMP untuk sementara dihentikan karena dinilai tidak sesuai dengan yang diusulkan TNI-AL, terutama menyangkut ketinggiannya dari permukaan laut.

Wahyudi mengemukakan, pembangunan proyek JMP tidak bisa dihentikan sementara karena akan mengganggu jadwal sesuai kontrak ditandatangani.

"Jadi sambil berkoordinasi dengan Lantamal IX Ambon maupun kementerian teknis, maka JMP tetap dikerjakan dengan target rampung pada Juni 2014," ujarnya.

Sedangkan Kadis PU Maluku, Ismael Usemahu mengemukakan, Pemprov Maluku dikoordinir Wagub setempat, Zeth Sahuburua menjadwalkan pertemuan dengan Kepala Staf Angkatan Laut, Kementerian PU, Kementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional di Jakarta pada 5 Desember 2014.

"Pastinya pengerjaaan JMP tidak boleh dihentikan sementara karena aklan menghambat target waktu rampung Juni 2015 dan diprogramkan untuk diresmikan Presiden Joko Widodo bertepatan dengan Pesparawi tingkat Nasional di Ambon pada Oktober 2015," ujarnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komksi C DPRD Maluku Wellem Wattimena mengatakan pihak Lantamal IX Ambon telah menyurati Gubernur Maluku, Said Assagaff untuk meminta penghentian sementara pembangunan proyek JMP.

Surat pihak Lantamal IX Ambon yang disampaikan kepada Gubernur Maluku Said Assagaff tersebut intinya meminta pekerjaan proyek JMP untuk sementara dihentikan karena tidak sesuai dengan yang diusulkan TNI-AL, terutama menyangkut ketinggiannya dari permukaan laut.

TNI-AL menyatakan tinggi jembatan tersebut tidak bisa dilewati empat jenis kapal sekelas kapal latih Dewa Ruci sehingga ketinggiannya harus ditambah.

Proyek tersebut semula direncanakan rampung Desember 2014, namun kendala cuaca ekstrem menyebabkan  jembatan sepanjang 1.140 meter ini ditargetkan rampung pertengahan 2015.

JMP adalah jembatan yang membentang di Teluk Dalam Pulau Ambon. Jembatan ini menghubungkan antara Desa Galala, Kecamatan Sirimau dengan Desa Poka, Kecamatan Teluk Ambon.

JMP akan memudahkan akses masyarakat dari Kota Ambon menuju bandara internasional Pattimura dengan menggunakan teknologi cable stayed sepanjang 300 meter, lebar 22,7 meter dan tinggi saat pasang naik dengan kolomnya 34,1 meter.

Proses pekerjaan terbagi dalam tiga tahap dengan kontrak tahun jamak, yakni membangun jembatan pendekat (approach bridge) arah Galala, sepanjang 440 meter dan Desa Poka, Kecamatan Teluk Ambon 320 meter dengan anggaran Rp249,6 miliar, sedangkan untuk bentangan tengah (main bridge) sepanjang 300 meter diperkirakan menelan biaya Rp425 miliar.  A.J.S. Bie

Pewarta : Alex Sariwating
Editor :
Copyright © ANTARA 2024