Mamuju (ANTARA Sulbar) - Pemerintah diminta menyusun program mengantisipasi bencana banjir yang terjadi di Kota Mamuju karena kondisi banjir di Mamuju cukup parah dengan merendam ribuan pemukiman penduduk yang tersebar di sejumlah wilayah.

"Mesti ada langkah penyusunan program mengantisipasi banjir di Kota Mamuju, agar banjir tidak lagi merendam ribuan pemukiman penduduk disaat hujan deras telah tiba," kata mantan anggota DPRD Mamuju, Masram Yakub di Mamuju, Rabu.

Ia mengatakan, banjir yang terjadi Rabu (3/12) merupakan banjir terparah yang terjadi di Kota Mamuju karena ketinggian air mencapai satu meter dan merendam hampir seluruh ruas jalan dan ribuan pemukiman penduduk tersebar di Kota Mamuju.

"Selain menyusun program mengantisipasi banjir dengan membangun dan memperbaiki drainase serta menjaganya agar tidak rusak, pemerintah juga mesti tidak lagi melakukan reklamasi pantai di pesisir Kota Mamuju," katanya.

Menurut dia, reklamasi untuk kepentingan bisnis para pengusaha maupun untuk pembangunan jalan dan pengembangan Kota di Mamuju telah membuat aliran sungai di Mamuju tidak berjalan normal.

"Sungai tidak mengalir dengan baik dan lancar kelaut karena reklamasi dimuara sungai ini tentu telah memberikan dampak alam seperti banjir, sehingga proyek reklamasi pantai di Mamuju harus jangan lagi dilakukan, karena berakibat fatal merugikan masyarakat secara luas," katanya.

Menurut dia, banjir Hujan yang mengguyur Kota Mamuju, selama enam mengakibatkan ribuan pemukiman penduduk tersebar diseluruh wilayah terendam banjir hingga satu meter mestu menjadi pelajaran untuk mencegah dan mengantisipasi banjir.

Ribuan pemukiman yang tersebar di Kota Mamuju diantaranya Jalan Pattana Endeng, Jalan Soekarno Hatta, Jalan Pattimura, Jalan Almalik Pababari, Jalan KS Tubun, Jalan Ahmad Kirang, Jalan Stadion dan Jalan Tuna Jalan Kelapa Jalan Husni Thamrin terendam banjir.

Di lain tempat, banjir juga merendam wilayah pemukiman padat penduduk seperti di BTN Axuri, Kompleks Pemda, BTN Ampi, Balaninor dan sejumlah pemukiman penduduk lainnya selain juga merendam jalan yang berada dilokasi banjir pemukiman penduduk itu.

Banjir itu juga merendam pasar sentral Mamuju, sejumlah sekolah, kantor pemerintah pekuburan Islam, dan pusat pelayanan publik lainnya.

Karena banjir tersebut mengakibatkan pengguna kendaraan di jalan raya Kota Mamuju menjadi tampak sepi dan masyarakat tidak melakukan aktivitas karena kendaraan mereka akan mogok jika melalui jalan raya yang terendam banjir.

"Banjir ini membuat masyarakat kesulitan melakukan aktivitas kesehariannya karena rumahnya terendam banjir seperti yang terjadi di Kompleks perumahan Pemerintah Daerah yang merupakan tempat bermukiman saya," kata anggota DPRD Mamuju Ince Irwan Thahir.  Agus Setiawan

Pewarta : M Faisal Hanapi
Editor :
Copyright © ANTARA 2024