Manado (ANTARA Sulsel) - Tarif angkutan kota di Manado, Provinsi Sulawesi Utara, belum turun meskipun pemerintah setempat sudah menerbitkan tarif baru pascapenurunan harga premium dan solar. 

"Tarif angkot belum turun meski harga premium mulai 1 Januari 2015 turun dari Rp8.500 menjadi Rp7.600 per liter," kata Rudy, penumpang tujuan Paal 2-Pasar 45, di Manado, Senin.

Pemerintah, katanya, harus secepatnya mengambil langkah agar tarif angkot Manado juga ikut turun, sebab jika harga BBM para sopir angkot langsung menuntut kenaikan tarif.

Lenny, ibu rumah tangga asal Tikala Manado mengatakan harga tarif angkot di Manado masih Rp4.000 per orang.

"Seharusnya juga langsung turun ketika BBM diturunkan oleh pemerintah," katanya.

Hendry, soupir angkot Manado mengaku, masih memberlakukan tarif yang sama sesuai Surat Keputusan (SK) Walikota Manado yang lalu.

Menurut ia, meski harga premium sudah turun namun harga onderdil dan biaya perawatan kendaraan tidak turun. "Sehingga tarif ini masih layak diberlakukan," ujarnya.

Ia sendiri mengaku, jumlah penumpang yang dilayani sesuai jalur angkutannya, belum stabil.

"Penumpang masih sangat sedikit, mungkin dipengaruhi musim liburan yang masih berlangsung," katanya.

Berdasarkan Surat Keputusan Wali Kota nomor 1 tahun 2015, tarif angkutan Kota Manado, resmi turun pada 2 Desember 2014, atau tak lebih dari 24 jam pascapengumuman penurunan harga premium dan solar oleh pemerintah pusat,

Wakil Wali Kota Manado Harley AB Mangindaan mengatakan, tarif angkutan kota kini turun sebesar Rp400, mejadi Rp3.400 per orang.

"Untuk anak sekolah juga diturunkan dari Rp3.500 menjadi Rp 3.000. Ini berlaku sejak SK Wali Kota dikeluarkan," kata Harley.

Di stasiun-stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Manado, pembel premium, solar maupun pertamax normal, tidak ada antrean panjang.

Harga premium di kios-kios eceran, sudah turun dari harga Rp10 ribu per liter, kini dijual Rp9 ribu per liter. A.J.S. Bie
   

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor :
Copyright © ANTARA 2024