Makassar (ANTARA Sulsel) - Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) H Syahrul Yasin menggenjot komoditi ekspor Sulsel menghadapi kurs dolar yang terus menguat. 

"Tahun 2015 merupakan tahun optimalisasi potensi kita, khususnya untuk menjawab kehidupan-kehidupan baru Indonesia kita, pemerintahan baru dan mengejar peluang-peluang dunia yang ada," kata Syahrul disela-sela pelepasan ekspor 50 ton udang ke Jepang di Kantor PT Bogatama Marinusa (Bomar), Makassar, Rabu.

Pelepasan ekspor perdana komoditi udang pada 2015 ke Jepang senilai 500 ribu dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp6 miliar itu merupakan produk PT Bomar yang selama ini sudah mengekspor produk udang olahan atau siap saji.

Menurut gubernur, momen kenaikan nilai kurs dolar Amerika Serikat akan dimanfaatkan Pemprov Sulsel untuk menggenjot komoditi ekspor dengan memaksimalkan potensi yang ada, khususnya sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan kelautan.

Dia mengakui, Pemprov Sulsel mengejar dolar dengan memaksimalkan komoditi ekspor. Pada akhir Desember 2014 pemprov mendukung pelaku ekonomi di daerah ini untuk mengeskpor kakao, rumput laut, biji mete dan minyak mete.

Sementara yang akan dikembangkan lagi adalah pengembangan minyak nilam yang juga banyak diminati pasar mancanegara. Potensi pengembangannya tersebar di semua daerah di Sulsel.

Khusus target produksi udang Sulsel pada 2015 sebanyak 33.800 ton atau lebih tinggi dari target produksi undang 2014 yakni 33.500 ton dan realisasinya 43.865 ton. Sementara target produksi udang 2013 sebanyak 33.200 ton dan realisasinya sebanyak 34.420,7 ton.

Sementara itu, CEO PT Bomar Tigor Cendarma mengatakan, pihaknya terus tertantang untuk memenuhi pasar mancanegara. Karena itu, produk bahan baku yang digeluti sejak 1986 ditingkatkan menjadi produk olahan yang siap saji.

"Produksi Bomar sendiri sekitar 300 ton dan produk ini disebar ke pasar mancanegara diantaranya ke Jepang, Amerika, Australia dan Korea," katanya. Yuniardi

Pewarta : Suriani Mappong
Editor :
Copyright © ANTARA 2024