Makassar (ANTARA) - PT Telkomsel sebagai salah satu perusahaan provider seluler terbesar di Indonesia tidak hanya menyediakan layanan telekomunikasi, tetapi juga mendukung pemberdayaan generasi terhadap potensi pemanfaatan teknologi saat ini.

Salah satunya melalui program NextDev yang merupakan program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) Telkomsel untuk mendukung perkembangan digital bisnis di Indonesia.

Abdul Malik Shodiqin, seorang pemuda asal Makassar yang telah berhasil mengembangkan bisnis rintisan (start up) berkat dukungan Telkomsel melalui kelas-kelas academy Program Nextdev.

Program ini memang berkomitmen untuk memperkuat fundamental bisnis melalui rangkaian program yang mencakup Talent Scouting, Academy, dan Summit.

Abdul Malik menjadi satu-satunya perwakilan dari Makassar dan berhasil lolos menjadi Top 10 finalis NextDev pada 2024. Dari sana, dia berhak memperoleh dukungan finansial sebesar Rp15 juta dari Telkomsel untuk pengembangan bisnis startup yang dimulai sejak 2023.

Malik sapaan Abdul Malik Shodiqin mengakui, perkembangan bisnis digital yang tengah dibangun tidak lepas dari pengetahuan yang diperoleh dari academy program NextDev Telkomsel, mulai dari pengembangan metode financial reporting pada operational startup, cara menjaga hak intelektual property atau kekayaan intelektual dan strategi bisnis digital bisa berkelanjutan dan terus tumbuh.

"Termasuk tentang bagaimana cara menjadi seorang founder yang bisa dipercaya oleh investor, apalagi kami masih sangat muda. Kami belajar banyak agar bisnis digital ini mampu membangun kepercayaan investor," urai Malik kepada ANTARA di Makassar, Minggu.

Dia berkisah banyak pengalaman yang telah diperoleh, bukan hanya terkait dana operasional, finance, tetapi juga produk terhadap pengenalan startup pada customer sentris dan pengembangan AI untuk implementasi di startup digital di zaman sekarang.

Malik sapaannya, merupakan salah satu founder startup yang telah memulai karirnya melalui pemanfaatan teknologi sejak di bangku kuliah. Saat ini, dia bersama tiga orang temannya tengah mengembangkan produk digital dengan layanan kesehatan gigi dan mulut lewat pemanfaatan AI (Artificial Intelligence).

Aplikasi itu bernama "GoDentist: Teledentistry" yang menyediakan platform rekam medis elektronik untuk klinik, manajemen klinik gigi pada praktik pribadi, pratama, utama, hingga rumah sakit. Tercatat, pengguna aplikasi ini sebanyak 989 pengguna yang melibatkan lima klinik beserta dokter gigi serta berhasil membuka lapangan kerja bagi 15 anak muda atau gen-Z.

Diakui alumni Teknik Informatika Universitas Hasanuddin itu bahwa setelah ikut NextDev, berbagai saran para mentor diimplementasikan dan sangat berdampak terhadap pemasaran produknya.

Alhasil, lebih banyak masyarakat yang mengenal aplikasi buatannya dan teredukasi bahwa terdapat cara mudah memeriksakan kesehatan gigi ke dokter.
Paling unik dari aplikasi ini karena masyarakat bisa menggunakan AI untuk mendeteksi penyakit gigi.

Masyarakat yang sebelumnya tidak pernah ke dokter gigi menjadi lebih paham setelah melihat edukasi dari digital marketing yang dipelajari di NextDev.

Pembelajaran yang telah diperoleh itu menjadi bekal bagi Malik, lalu kemudian diadopsi dan diimplementasikan untuk mengembangkan bisnis digital yang saat ini telah hadir di lima kota besar Indonesia, yakni Makassar, Jakarta Selatan, Bandung, Kalimantan, dan Bali.

"Pastinya kita dapat mitra yang lebih signifikan, bukan hanya di Kota Makassar tapi nasional. Karena ada exposure yang didapatkan dari Telkomsel, banyak kerja sama dari Telkom Group dan secara umum, jumlah pengunduh aplikasi juga meningkat," urainya.

Diakui pria berusia 23 tahun ini, bahwa dirinya ingin memberikan banyak manfaat bagi sebanyak-banyaknya masyarakat di Indonesia lewat pemanfaatan teknologi yang perkembangannya begitu pesat.

Melalui kemampuannya di bidang startup. Asa ini diukir Malik, pun untuk menjangkau warga Indonesia yang berada di daerah terpencil, khususnya pada wilayah 3T (Terdepan, Tertinggal, Terluar). Diharapkannya agar aplikasi yang dibuat bisa menyentuh siapa saja dalam memberikan layanan kesehatan gigi dan mulut.

Lagi-lagi, Malik berkolaborasi dengan Telkomsel sebagai provider terbesar di Indonesia yang jaringannya mampu menjangkau area terpencil. Kolaborasi ini menguatkan asa Malik untuk menjangkau area 3T dalam meningkatkan derajat kesehatan gigi masyarakat.

 

Para pemuda yang merupakan finalis saat mengikuti academy Program Nextdev Telkomsel pada 2024 lalu di Jakarta. ANTARA/HO-Dok.Pribadi (B)


Nextdev untuk startup

Program NextDev Telkomsel telah menginkubasi sebanyak 152 digital startup dari 6.528 yang mendaftar sejak hadir pada 2015 lalu.

Program yang telah berlangsung selama 11 tahun itu telah menjaring ribuan talenta digital yang menjadi bagian dari ekosistem technopreneur Indonesia.

Manager CSR Education and Public Community Development Telkomsel Hadi Sucipto menyebut NextDev memberikan dampak signifikan dengan memperkuat kapabilitas digital startup tahap awal, membuka akses pendanaan, mentoring, dan jaringan global, serta mendorong transformasi digital yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi kreatif.

Para alumni NextDev memanfaatkan AI sebagai transformasi digital yang terus berkembang, yang juga merupakan muatan pembelajaran NextDev lewat kurikulum inovasi, proses seleksi, dan coaching.

Tujuannya, agar startup berbasis AI terus lahir dalam mengembangkan solusi untuk pendidikan, ESG, dan smart industry dengan menjadikan AI sebagai pilar utama pengembangan inovasi.

Menurut Hadi, Program NextDev telah memberikan dampak nyata berupa lahirnya startup yang mendukung inklusi digital, pemberdayaan ekonomi lokal, dan solusi berbasis teknologi untuk masalah sosial dan lingkungan, sekaligus memperkuat ekosistem inovasi nasional.

"Para alumni NextDev menghadirkan solusi inovatif seperti platform pelaporan karbon, teknologi digital untuk efisiensi energi, dan aplikasi berbasis AI untuk pertanian berkelanjutan, sehingga membantu masyarakat menghadapi tantangan sosial dan lingkungan akibat perubahan iklim," urainya.



Pewarta : Nur Suhra Wardyah
Editor : Riski Maruto
Copyright © ANTARA 2025