Makassar (ANTARA Sulsel) - DPRD Makassar, Sulawesi Selatan, kaget ketika mengetahui kota ini berada di urutan ketiga tujuan peredaran narkoba baik yang skala nasional maupun internasional.

"Kami kaget juga mengetahui jika Makassar ini sudah berada pada urutan ketiga peredaran narkoba terbesar di Indonesia dan data ini kita peroleh dari BNK Makassra," ujar Ketua Komisi D Bidang Pendidikan dan Kesejahteraan DPRD Makassar, Muzakkir Ali Djamil di Makassar, Kamis.

Dia mengatakan, peredaran narkoba yang semakin tinggi di Makassar terbukti dengan ditangkapnya beberapa gembong narkoba dan jaringan internasional di kota ini semakin membuktikan kalau kota ini masih menjadi surga para pengedar.

Lapisan kalangan juga telah menjadi sasaran dan bukan pada tataran anak muda saja yang menjadi targetnya, para kalangan terpelajar seperti guru besar pun tidak luput dari penggunanya.

"Ini sangat mengherankan, sudah semua lapisan masyarakat yang menjadi korban dari narkoba ini. Yang membuat heran bukan cuma remaja, tetapi kalangan terpelajar juga jadi korban peredaran ini," katanya.

Muzakkir yang juga legislator dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu meminta peran semua pihak dalam hal ini BNK Makassar agar rutin melakukan sosialisasi untuk menjauhi narkoba.

Selain itu, para pengusaha hotel dan tempat hiburan malam (THM) juga harus satu kata dengan pemerintah untuk memberantas peredaran narkoba ini agar generasi penerus bangsa bisa terjaga.

"Sosialisasi harus terus dilaksanakan dan tidak dilakukan hanya pada waktu-waktu tertentu tetapi harus berkesinambungan. Ini berbahaya kalau tidak dijaga kota ini dari peredaran narkoba itu," jelasnya.

Diketahui, tiga kota besar yang menjadi incaran dari para gembong narkoba internasional itu diantaranya, Jakarta, Bandung dan Makassar. Karenanya, semua pihak harus bisa berkoordinasi dengan baik untuk membatasi atau memberantasnya.

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulawesi Selatan Anggiat Sinaga yang hadir dalam rapat dengar pendapat itu menyanggah tudingan jika hotel adalah tempat transaksi terbesar atau peredaran narkoba.

"Saya tidak setuju kalau hotel selalu dijadikan sasaran tempat peredaran narkoba. Kita sudah bekerja sama dengan pemerintah kota, kepolisian maupun BNNP untuk selalu melakukan sosialisasi bahaya narkoba," ucapnya.

Sebelumnya, Resmob Polrestabes Makassar telah membongkar dan mengamankan sindikat narkoba internasional asal Balikpapan, Amiruddin Rahman alis Amir Aco.

Bukan cuma itu, tim Resmob mengamankan barang bukti narkoba sebanyak 1,2 kilogram jenis sabu dan 4.188 pil ekstasi dari rumah kos ekslusif Amir Aco di Makassar.

Amir Aco diamankan bersama rekannya, Erni alias Ayu (25) dan tiga terduga kurir narkoba, Lia Febrianti alias Mia (mahasiswa), Syamsul (42), Michael Wibisono (33).

Mereka ditangkap Sabtu, (17/1/2015). Aco, Ayu, Syamsul, dan Mia ditangkap saat karaoke di Studio 33 Hotel Grand Clarion Makassar setelah polisi menangkap Michael di Jalan Botolempangan, Makassar. S Muryono

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024