Makassar (ANTARA Sulsel) - Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Syahrul Yasin Limpo mengakui sulitnya menurunkan kembali tingkat inflasi pasca kebijakan penurunan harga BBM meskipun pihaknya telah mengambil sejumlah langkah untuk mengupayakan hal tersebut.

"Tidak mudah memang (menurunkan inflasi), karena secara umum psikologi yang ada, kenaikan BBM memicu kenaikan harga barang yang lain, ini yang coba kita normalkan kembali," kata gubernur di Makassar, Selasa.

Meski demikian, Syahrul mengatakan pihaknya telah melakukan sejumlah upaya untuk menurunkan kembali tingkat inflasi yang mencapai 8,61 persen pada Desember 2014 lalu.

"Hari ini Wakil Gubernur bersama pihak Bank Indonesia dan Tim Pengendali Inflasi Daerah telah turun ke lima kabupaten untuk melakukan pemantauan, dan asistensi terkait hal ini," ujarnya.

Lebih lanjut Syahrul mengatakan bahwa saat ini pemerintah kabupaten dan Muspida telah diminta untuk melaksanakan "high level meeting", dengan pihak distributor terkait kenaikan harga dan kendala transportasi.

"Ini sementara berjalan, dan akan kami evaluasi setelah Februari," jelasnya.

Sementara itu Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sulsel Latunreng mengatakan sulitnya menurunkan kembali harga barang terutama disebabkan karena faktor cuaca.

Menurut Latunreng momentum kenaikan dan penurunan harga BBM pada akhir dan awal tahun tidak tepat, karena dilakukan pada saat cuaca sedang buruk. Pada musim seperti ini, kata dia, transportasi menjadi kendala.

Menurut Latunreng, pihak pengusaha telah menurunkan harga hasil produksi setelah kebijakan penurunan harga BBM, tetapi BBM hanya merupakan salah satu komponen yang mempengaruhi harga.

"Jadi harga naik bukan karena terkait harga BBM, tetapi karena langkanya persediaan barang di pasar akibat kendala transportasi," pungkasnya. Agus Setiawan

Pewarta : Nurhaya J Panga
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024