Makassar (ANTARA Sulsel) - Pengprov Taekwondo Indonesia (TI) Sulawesi Selatan mengakui tidak memiliki atlet kelas berat yang dapat diturunkan menghadapi babak kualifikasi 2015 dan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Jawa Barat 2016.

Sekretaris Umum TI Sulsel, Muhammad Tahir di Makassar, Rabu, mengatakan Sulsel terakhir mengikutkan atlet kelas berat yakni pada persiapan PON Kaltim 2008. Selanjutnya tidak ada lagi atlet Sulsel yang bisa memperkuat tim untuk kelas di atas 80kg.

"Kami cukup kesulitan mencari atlet untuk kelas berat. Kami pada dasarnya siap menurunkannya di kejurnas atau ajang PON, namun sejauh ini memang tidak ada atlet kelas berat yang serius," katanya.

Untuk itu, pihaknya selalu tidak bisa mengikuti seluruh nomor yang dipertandingkan. Sulsel juga hanya fokus untuk kelas ringan atau di bawah 80-70 kg.

Beberapa nama yang selama ini rutin memperkuat Sulsel yakni Sri Buana Resmon (kelas 53 kg putri), Muhammad Halidin (-80kg), Richard Renaldi (kelas-74kg putra), serta Ni Komang Ayu (kelas -75kg putri).

"Untuk kelas ringan justru kami memiliki atlet yang banyak. Makanya dalam setiap mengikuti kejuaraan didahulukan dengan menggelar seleksi untuk menentukan siapa yang paling berpotensi meraih prestasi," katanya.

Sementara itu, Pengprov TI Sulsel mengaku mendukung Kalimantan Timur menjadi tuan rumah babak kualifikasi Pekan Olahraga Nasional (PON) 2015.

Saat ini, kata dia, untuk pelaksanaan pra-PON cabang olahraga taekwondo memang terdapat dua calon tuan rumah yakni Kaltim dan Jawa Tengah. Namun Sulsel lebih memilih Kaltim karena dinilai lebih dekat.

"Pengurus Taekwondo Kaltim itu banyak juga dari Sulsel sehingga kita bisa mendapatkan dukungan yang lebih maksimal saat pelaksanaan pra-PON 2015," jelasnya.

Untuk memilih siapa yang akan menjadi tuan rumah pra-PON 2015, kata dia, memang tergantung dukungan pengprov dari setiap daerah. Jika mendapatkan dukungan mayoritas maka peluang untuk menjadi penyelenggara akan semakin terbuka.

Adapun penentuan tuan rumah, menurut dia, baru akan dilaksanakan pada saat musyawarah nasional (Munas) yang direncanakan di Jakarta, Februari 2015. Munas PBTI itu sekaligus menentukan Ketua Umum yang baru untuk periode 2015-2019.

"Saya kira peluang merebut tiket PON 2016 akan lebih besar jika dilaksanakan di Kaltim. Kami juga tentu siap tampil dimana saja dan berharap bisa meloloskan lebih banyak atlet menuju PON Jabar 2016," katanya.

Pewarta : Abd Kadir
Editor :
Copyright © ANTARA 2024