Mamuju (ANTARA Sulbar) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Sulawesi Barat mengimbau warga agar tak perlu takut untuk mengonsumsi ikan dampak temuan mayat yang diduga korban jatuhnya Air Asia QZ8501 yang terserat hingga ke perairan Sulbar.

"Temuan mayat di perairan Sulbar telah berdampak pada omzet nelayan di daerah ini menjadi turun. Hal ini disebabkan oleh minat masyarakat kini tak berani mengonsumsi ikan air asin lantaran khawatir ikan telah terkontaminasi mayat-mayat tersebut," kata Kepala Bidang PSDKP DKP Sulbar Farid Wajedi di Mamuju, Rabu.

Farid yang juga pemerhati sumber daya perikanan itu, menjelaskan isu ikan air asin yang terkontaminasi dengan mayat korban Air Asia merupakan kabar yang belum bisa dibuktikan secara ilmiah.

Untuk itu, kata dia, seharusnya masyarakat tak perlu menyikapinya secara berlebihan, apalagi sampai takut mengonsumsi ikan hasil tangkapan nelayan.

"Isu itu belum bisa kita pertanggungjawabkan. Kasihan nelayan kita kalau hanya gara-gara kabar itu mereka sampai rugi. Lagi pula, apa ada bukti yang kuat kalau ikan hasil tangkapan nelayan itu terkontaminasi mayat. Saya kira tidak seperti itu," katanya.

Farid mengatakan jenis ikan yang selama ini dijual umum di pasaran tidak mungkin terkontaminasi dengan mayat.

Pasalnya, katanya, jenis ikan tersebut lebih banyak hidup di perairan yang relatif dekat dengan bibir pantai. Beda dengan jenis ikan yang hidup jauh dari bibir pantai.

"Kalau pun ada ikan yang misalnya sempat mengonsumsi mayat itu, saya kira bukan jenis ikan yang sehari-hari dijual di pasar itu. Jadi saya fikir tak mungkin ikan-ikan hasil tangkapan nelayan itu terkontaminasi dengan mayat," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, masyarakat tak menaruh kecurigaan berlebih terhadap ikan-ikan itu.

"Ini kan hanya sebatas isu saja. Tak ada bukti ilmiah yang menyebutkan kalau ikan hasil tangkapan nelayan itu terkontaminasi mayat," katanya.

Pewarta : Aco Ahmad
Editor :
Copyright © ANTARA 2024